Kemenkop Dorong Pengrajin Batik Optimalkan Unsur TKDN, Nilai Ekspor Capai Triliunan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 26 Nov 2023 09:50 WIB

Kemenkop Dorong Pengrajin Batik Optimalkan Unsur TKDN, Nilai Ekspor Capai Triliunan

i

Ilustrasi para produsen pengrajin batik di Pekalongan tengah membuat motif beragam. SP/ PKL

SURABAYAPAGI.com, Pekalongan - Indonesia yang dikenal dengan batiknya selalu membuat banyak wisatawan hingga negara lain ikut terpesona. Hal tersebut membuat Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong batik dalam negeri tersebut.

Dirinya menekankan serta mendorong para produsen pengrajin batik lebih mengoptimalkan proses pembuatan dengan menggunakan unsur Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih tinggi. Hal itu lantaran, selama ini produksi batik justru menggunakan katun impor.

Baca Juga: Mas Dhito Sebut Batik Kediri Siap Masuk Kancah Nasional

Dorongan tersebut salah satunya melalui fasilitasi sinergi Asia Pacific Rayon sebagai produsen viscose rayon lokal dengan koperasi perajin batik di Pekalongan. Disatu sisi Menteri Teten juga mendukung bisnis agregasi lantaran dapat produsen dapat memasok batik ke dalam satu buah toko online dengan nyaman. Salah satunya adalah Sarinah.

“Kemenkop (Kementerian Koperasi dan UKM) juga mendorong perajin batik mengoptimalkan ekosistem aggregator," ujar Teten, Minggu (26/11/2023).

Teten juga mendukung Sarinah untuk mendukung pengembangan batik. Dalam hal itu, menurutnya langkah Sarinah sudah sangat tepat mengambil peran sebagai super agregator untuk di subsektor wastra dan kriya nusantara, khususnya batik. 

Baca Juga: Marak Penjual Baju Bekas Impor Ilegal, Teten Minta Instagram Takedown Akun Penjual

Melalui model bisnis agregasi diharapkan pembatik dapat terkonsolidasi, kualitas produksi dan manajemen meningkat, sampai akses pengetahuan, teknologi, pembiayaan, serta akses pasar semakin terbuka.

“Indonesia harus mampu memanfaatkan momentum pertumbuhan ekonomi untuk membangkitkan kejayaan batik. Itu melalui berbagai event internasional dan event nasional seperti Panggung Karya Nusantara,” jelas dia.

Berdasarkan data Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian, ada 3.159 unit usaha batik yang tercatat di seluruh Indonesia. Industri batik skala besar-sedang berjumlah 208 unit. 

Baca Juga: Berkat Dukungan Dinsos Pemprov Jatim, Rumah Kinasih Berhasil Didik Disabilitas dan ODGJ Ciptakan Karya Tembus Pasar Ekspor

Usaha batik mikro-kecil menengah berjumlah 2.951 unit. UMKM batik memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Kontribusinya sebesar 1,2 persen terhadap PDB Indonesia dan menyerap 3,5 juta tenaga kerja.

“Nilai ekspor batik pada 2022 mencapai Rp 1 triliun dan diekspor ke lebih dari 100 negara di dunia. Target pemerintah dapat mencapai ekspor hingga 100 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau Rp 1,5 triliun pada 2023,” tutur Teten. pkl-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU