Dua Lembaga Riset Bongkar Kejanggalan Sirekap KPU

author Erick Kresnadi Koresponden Jakarta

- Pewarta

Jumat, 16 Feb 2024 16:05 WIB

Dua Lembaga Riset Bongkar Kejanggalan Sirekap KPU

i

Tangkap layar real count dari situs KPU.

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Lembaga analis media sosial Drone Emprit dan Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha, mengungkap kejanggalan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ditemukan kelemahannya dalam hal entry data.

Sirekap sejauh ini masuk jajaran trending topic di Twitter nasional imbas banyak kesalahan input data dari formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke aplikasi tersebut.

Baca Juga: Pengacara Prabowo Klaim, Jokowi Netral dalam Pemilu 2024

Lembaga analis media sosial Drone Emprit mencontohkan salah satu kesalahan Sirekap itu adalah memasukkan atau meng-entry 3,5 juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di salah satu TPS di Lampung.

Akibatnya, suara paslon 1 sempat naik jadi 31,9 persen. Pendukungnya senang. Dalam hitungan menit, data berubah menjadi 25,4 persen. Akibatnya, pendukung yang sempat happy jadi dongkol dan menuding tindakan manipulasi pada Sirekap.

"Netizen tidak tahu kalau kesalahan entri itu sudah dibetulkan, sehingga yang terakhir adalah perolehan yang benar," menurut Drone Emprit.

Keanehan Hasil penghitungan Suara
Juga Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha, mengungkap keanehan pada hasil penghitungan suara TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada situs pemilu2024.kpu.go.id.

Baca Juga: Jumlah Pengamanan Sidang Perdana di MK, Mulai Pagi Tadi Ditambah dari 377 Jadi 1.233 Personel

Pada situs hitung nyata atau real count KPU itu, suara yang dimasukkan ke dalam sistem berbeda dengan lembar C1 dengan selisih sampai 500 suara.

Selain itu, ada keanehan data pengguna TPS di situs KPU tersebut juga berbeda dengan form C1, yakni 236 daftar pemilih tetap (DPT). Tak ketinggalan, jumlah suara sah di situs KPU hanya 2 suara, sementara di form C1 mencapai 202 suara.

Yang lebih memprihatinkan, kata Pratama, adalah jumlah perhitungan suara untuk paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Di situs KPU, jumlahnya 617 suara. Angka ini lebih besar 500 suara dari yang tertera di form Plano C1, yakni 117 suara.

Baca Juga: KPU: Realisasi Anggaran Pemilu 2024 Capai Rp 40 Triliun

Pengakuan Ketua KPU Hasyim
Merespons sejumlah keanehan data Sirekap ini, Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari mengaku tak ada niat manipulasi suara lewat Sirekap.

"Kami mohon maaf kalau hasilnya pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya, hitungannya maksudnya dari konversi ke hitungan belum sesuai," kata dia, Kamis (15/2).

"Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah-ubah hasil suara. Karena pada dasarnya formulir C Hasil yang plano diunggah apa adanya," lanjutnya.
Hasyim mengklaim jumlah kesalahan Sirekap cuma 0,64 persen jika dibandingkan dengan total 358.775 TPS yang sudah mengunggah hasil Pemilu. erk/jk/rmc

Editor : Raditya Mohammer Khadaffi

BERITA TERBARU