Suhu Global Semakin Panas, BMKG Ketar-ketir

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 21 Jun 2024 21:53 WIB

Suhu Global Semakin Panas, BMKG Ketar-ketir

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Kini terjadi suhu global semakin panas. Ada resiko yang membuat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, ketar ketir.

Mengutip laporan Organisasi Meteorologi Dunia,Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, menyebut suhu permukaan global meningkat dengan rata-rata tahunan mencapai 1,45 derajat Celcius di 2023.

Baca Juga: Gegara Cuaca Ekstrem, Petani Tembakau di Utara Sungai Brantas Was-was

Padahal di 2020 lalu, laporan WMO menunjukkan kenaikan rata-rata suhu global adalah 1,2 derajat celcius.

Menurutnya, hal ini menandakan hanya dalam beberapa tahun, peningkatan suhu permukaan relatif signifikan.

Dwikorita menegaskan peningkatan suhu global tidak bisa dianggap sepele. Bukan hanya berdampak pada suhu bumi semakin panas, efek bencana, kesehatan, hingga kualitas udara juga berpengaruh.

Baca Juga: Akibat Cuaca Panas Ekstrem, 550 Jemaah Haji Tewas, 144 dari Indonesia

"Tidak hanya berdampak pada suhu bumi yang makin panas, kondisi tersebut juga meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi, kekeringan, buruknya kualitas udara, kebakaran hutan dan lahan, gelombang panas, risiko kesehatan, penurunan kualitas hidup, hingga ancaman kelangsungan hidup spesies di bumi," terangnya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/6/2024).

Situasi tersebut, lanjut Dwikorita, akan menganggu stabilitas perekonomian dan politik dunia.

Baca Juga: Cuaca Ekstrem, Wisata Pantai Malang Selatan Ditutup Sementara

Dwikorita menyampaikan bahwa Indonesia tengah meningkatkan jaringan pengamatan kebumian baik di laut maupun darat. Hal tersebut juga diiringi dengan peningkatan kapasitas pemrosesan data dan peningkatan penyebaran informasi kepada publik dan sektor pengguna.

"Salah satu fokus pengamatan kami (Indonesia-red) terhadap dampak perubahan iklim adalah laut. Hal ini karena kunci dari perubahan iklim adalah laut, yang juga berinteraksi dengan atmosfer. Ini adalah upaya kami untuk memperkuat kapasitas prakiraan, prediksi ataupun proyeksi. Jadi ketika kita berbicara tentang dampak perubahan iklim, kita tidak bisa mengabaikan integrasi pengamatan laut dan atmosfer, mulai dari pemrosesan data, analisis, prediksi, dan proyeksinya, hingga penyebarluasan hasil analisis, atau informasi untuk berbagai kepentingan layanan, " paparnya. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU