SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah berada di level Rp14.605 per dolar AS pada Senin (3/8). Posisi tersebut melemah 0,04 persen dibandingkan perdagangan Kamis (30/7) sore di level Rp14.600 per dolar AS.
Pagi ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,18 persen, dolar Singapura melemah 0,09 persen, won Korea Selatan melemah 0,27 persen, peso Filipina melemah 0,12 persen, yuan China melemah 0,8 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,06 persen.
Baca juga: Upgrade SDM Demi Ekonomi Indonesia Jadi Lebih Baik
Sebaliknya, baht Thailand menguat 0,07 persen, rupee India menguat 0,05 persen dan dolar Taiwan menguat 0,15 persen.
Sementara itu, mayoritas mata uang di negara maju berotot di hadapan dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,02 persen, dolar Australia menguat 0,015 persen dan dolar Kanada menguat 0,04 persen. Hanya franc Swiss yang tercatat masih mengalami pelemahan yakni 0,26 persen.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan hari ini rupiah berpotensi melemah ke kisaran Rp14.700 dengan potensi support di 14500.
Baca juga: Pendapatan Pajak Tembus Rp27,26 Triliun, Jatim Masih Jadi Kekuatan Ekonomi Kedua Nasional
Pelemahan terjadi akibat tingginya kekhawatiran pasar atas penyebarluasan penularan virus Covid_19 di seluruh dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi global.
"Beberapa negara melaporkan terjadinya second wave seperti di Vietnam, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Australia, negara-negara di Eropa dan lain-lain," ujarnya, Senin (3/8).
Baca juga: Pasar Malem Tjap Toendjoengan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal
Di sisi lain, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah AS juga kembali mendapatkan tekanan yang berarti meningkatnya permintaan terhadap obligasi tersebut.
"Ini mengindikasikan banyak pelaku pasar yang masuk ke aset aman. Yield obligasi tersebut menyentuh level terendah baru sejak Maret 2020 di 0,522 persen akhir pekan lalu," tandasnya. dsy6
Editor : Redaksi