Sub Pekan Imunisasi Nasional Serentak, Dinkes Jatim Sasar 4,4 Juta Anak

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI, Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) mengadakan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) secara serentak di seluruh wilayah Jawa Timur. Sub PIN ini bertujuan untuk menanggulangi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio cVDPV2.

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyampaikan bahwa kegiatan ini merespons surat Menteri Kesehatan RI yang menyerukan pelaksanaan Sub PIN dalam rangka penanggulangan KLB Polio cVDPV2.

Baca juga: Dinkes Gresik Beri Pelayanan Keliling Bagi Warga Bawean

"Dengan ditemukannya kasus lumpuh layu akut (Acute Flaccid Paralysis) atau disingkat dengan AFP di Jateng dan Jatim yang disebabkan Virus Polio Tipe Dua, Kemenkes RI menyerukan kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Jatim, dan DI Yogyakarta untuk melaksanakan Sub PIN secara serentak mulai 15 Januari 2024," kata Khofifah, Surabaya, Senin, (16/1/2024).

Sub PIN serentak digelar selama dua putaran yakni putaran pertama pada tanggal 15-21 Januari 2024 dan putaran kedua pada tanggal 19-25 Februari 2024

Diketahui, pada putaran pertama Sub PIN Polio, sebanyak 26,3 persen dari target anak usia 0-7 tahun sudah diimunisasi, mencapai 1.168.443 anak dari 4.437.679 anak yang menjadi sasaran.

Khofifah mengajak orang tua untuk membawa anak-anak ke Pos Imunisasi terdekat, seperti Posyandu, Puskesmas, PAUD, TK, SD, MI, dan sarana layanan kesehatan lainnya, guna mendapatkan imunisasi tetes polio. Pemberian imunisasi Polio menggunakan novel Oral Polio Vaccine type 2 (nOPV2), tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Menurutnya polio salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi. Imunisasi Polio tidak hanya mencegah anak dari virus, tetapi juga memperkuat daya tahan tubuh pada rentan usia 0-7 tahun.

Baca juga: Dinkes Jatim Galakkan Sub PIN Polio Putaran Kedua, Ajak Kolaborasi TP PKK hingga Fatayat NU

Selain imunisasi, Khofifah menegaskan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam mencegah penularan polio di masyarakat. Faktor penularan virus polio melalui fecal oral membuat PHBS, seperti buang air besar di jamban dengan septic tank, membuang sampah popok di tempat sampah, dan cuci tangan dengan sabun, menjadi kunci pencegahan.

Sedangkan untuk mendapatkan hasil efektif dalam pencegahan dan penanggulangan polio, Khofifah meminta Dinkes Jatim untuk melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan kabupaten/kota, respon cepat surveilans penyakit polio, Hospital Record Review di seluruh Rumah Sakit di 38 kabupaten/kota, serta kegiatan survei dan pengambilan spesimen anak sehat di wilayah terdampak.

Meskipun ditemukan 9 anak positif VDVP2, kondisi mereka sehat dan akan diberikan imunisasi Polio pada waktu Sub PIN, dipantau kesehatannya selama 3 bulan oleh tenaga Puskesmas.

Dinkes Jatim juga diminta untuk membuat Surat Edaran kepada 38 Dinas Kesehatan Kab/kota di Jatim dan melakukan Rakor serta Sosialisasi Pelaksanaan Sub PIN dengan seluruh jajaran Dinkes kabupaten/kota se-Jatim bersama Mitra Kesehatan.

Baca juga: Dinkes Jatim: 1000 HPK dan MP-ASI Kaya Protein Hewani Senjata Ampuh Lawan Stunting

"Untuk Dinkes segera lakukan Rakor dan Sosialisasi Pelaksanaan Sub PIN dengan seluruh jajaran Dinkes kabupaten/kota se-Jatim bersama Mitra Kesehatan (TP.PKK, Mulimat Nu, Fatayat NU, Aisiyah, Nasiyatul Aisiyah) dan KOMDA KIPI 38 Kab/kota," jelas Khofifah.

Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk segera mencari bantuan medis jika anak mengalami gejala demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai. Karena masa inkubasi virus polio sekitar 3-6 hari dengan kemungkinan kelumpuhan terjadi dalam 7-21 hari.

"Jika menemui gejala tersebut, segera periksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat," pungkasnya.Ain

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru