Jaga Harga di Tingkat Petani Tak Anjlok, Bapanas Mulai ‘Stop’ Impor Jagung

surabayapagi.com
Seorang petani memanen jagung hibrida bioteknologi NK Pendekar Sakti di lahan Agrotechnopark, Universitas Jember, Jawa Timur. Seno/ Antara Foto

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Memasuki puncak panen raya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan importasi jagung saat ini akan disetop untuk menjaga harga di tingkat petani agar tidak anjlok sekaligus sebagai langkah memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menegaskan upaya penyerapan jagung hasil produksi dalam negeri juga untuk melakukan penyerapan jagung, utamanya jagung pakan pada musim panen raya.  

Baca juga: Mayoritas Harga Pangan di Tingkat Pedagang Eceran Turun

"Sering saya sampaikan bahwa concern kita adalah mengutamakan produksi dalam negeri, sehingga saat menjelang panen raya jagung seperti sekarang ini, pemerintah memutuskan untuk menghentikan importasi jagung pakan dan tentunya kita berharap kebutuhan pakan para peternak khususnya peternak mandiri dapat dipenuhi dari hasil panen petani kita," jelasnya, Senin (18/03/2024).

Lebih lanjut, Kementerian Pertanian (Kementan) juga akan menyiapkan data lokasi panen, petani jagung, dan kelompok tani jagung secara by name by address untuk dapat dihubungkan kepada peternak mandiri, feedmill (pabrik pakan), dan non feedmill pada saat panen raya. 

"Dengan kita setop importasi jagung jelang panen raya, ini berarti importasi yang dilakukan pemerintah sangat terukur dan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani. Maka, saat panen raya inilah momentum bagi kita untuk menyerap sebanyak-banyaknya produksi dalam negeri," urai Arief.

Untuk mendapat komitmen tersebut, pada Rabu (13/03/2024) lalu, Bapanas telah mengumpulkan stakeholder terkait dalam rapat koordinasi untuk membahas penyerapan jagung, utamanya jagung pakan, di saat musim panen puncak.

Baca juga: Bapanas: Harga Bawang Merah Turun Bulan Depan

"Ini tentunya menyikapi angka produksi jagung yang semakin naik seiring panen raya. Terlebih ada surplus antara produksi dan konsumsi, sehingga progres positif seperti ini harus dapat kita manfaatkan secara optimal untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung di hulu maupun hilir,” ucap.

Seperti diketahui, pada akhir 2023 Perum Bulog melakukan importasi jagung pakan untuk membantu kebutuhan para peternak yang saat itu kesulitan mendapatkan bahan baku pakan. Kebijakan impor jagung itu ditujukan untuk menstabilkan pasokan pakan peternak mandiri. 

Sebab, pakan merupakan salah satu unsur pembentuk harga yang signifikan mempengaruhi harga daging ayam dan telur ayam di tingkat hilir. Namun, kini pihaknya mulai menyetop impor jagung tersebut menindaklanjuti produksi jagung dalam negeri.

Baca juga: 151 Sapi Impor Australia Mati saat Perjalanan ke RI, Bapanas: Pasokan Masih Aman

Sementara untuk realisasi mobilisasi komoditas pangan melalui program Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) di tahun 2023, dari total realisasi 2,6 ribu ton, komoditas jagung menempati jumlah salur tertinggi di angka 1,1 ribu ton. Untuk tahun ini, NFA menargetkan total FDP dapat berada di angka 2,6 ribu ton.

“Intinya kami di Badan Pangan Nasional akan menjalankan peran dalam menjembatani supaya ekosistem yang telah terbentuk selama ini, dapat berjalan semakin baik. Hari ini kondisi di petani jagung yang perlu kita antisipasi bersama dan hari ini telah ada komitmen dengan private sector dan asosiasi peternak dalam menyerap jagung dari petani,” kata Arief.

Sedangkan diketahui, untuk komoditas jagung, kualitas kadar air dimana harga acuan pembelian jagung pipilan kering untuk kadar air 15 persen sebesar Rp 4.200 per kilogram (kg), kadar air 20 persen Rp 3.970 per kg, kadar air 25 persen Rp 3.750 per kg, dan kadar air 30 persen Rp 3.540 per kg. jk-01/dsy

Editor : Desy Ayu

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru