Banyak Remaja Kena HIV, Karena Hubungan Seksual

surabayapagi.com

Hingga Awal Oktober 2022, di Surabaya, Ada 355 Kasus HIV, Paling Banyak Kalangan Anak Muda Produktif

 

Baca juga: 9 ribu Lebih ODHIV ditemukan di Jatim, Kadinkes: Bisa dicegah dan Diobati, Akhiri HIV-AIDS di 2030

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ngeri! Peringatan bagi seluruh orangtua. Kini kasus HIV mulai didominasi usia muda. Data terbaru menunjukkan sekitar 51 persen kasus HIV baru yang terdeteksi diidap oleh remaja. Ironinya karena hubungan seksual.

Sampai kini yang baru terungkap seks bebas di Bandung. Sedangkan, data seks bebas di Surabaya dan Malang, belum ada yang mempublikasikan. Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung mengenai ratusan mahasiswa terinfeksi HIV, bikin geger para orang tua yang mengirim kuliah di Bandung. Disebutkan dari 5.943 warga Bandung pengidap HIV dalam kurun waktu 30 tahun, mahasiswa menyumbang 414 kasus atau setara 6,97 persen.

"Data menunjukan kalau dulu pada yang muda itu kecenderungan, tertular jarum suntik, tapi sekarang sudah pada hubungan seksual. Ini adalah tanda awas bagi kita," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dr Maxi Rein Rondonuwu saat dijumpai Kamis (1/12/2022).

Bertepatan dengan hari AIDS Sedunia 1 Desember, Kementerian Kesehatan RI menyoroti kasus HIV yang mulai didominasi usia muda. Data terbaru menunjukkan sekitar 51 persen kasus HIV baru yang terdeteksi diidap oleh remaja.

Berdasarkan data modeling AEM, tahun 2021 diperkirakan ada sekitar 526.841 orang hidup dengan HIV dengan estimasi kasus baru sebanyak 27 ribu kasus. Data Kemenkes juga menunjukkan sekitar 12. 533 kasus HIV dialami oleh anak usia 12 tahun ke bawah.

 

Tuntaskan Epidemi HIV

Maxi juga menambahkan bahwa menuntaskan epidemi HIV di Indonesia menjadi sulit sebab tidak banyak pasien yang mau menjalani pengobatan dengan terapi ARV. Kondisi ini membuat banyak pasien HIV akhirnya terdiagnosa AIDS dan meninggal dunia.

Infeksi HIV merupakan penyakit menular. Penularan umumnya terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, dan proses persalinan serta menyusui dari ibu ke anak.

 

Kelompok Heteroseksual

Dari data Kemenkes, penularan HIV di Indonesia masih didominasi kelompok heteroseksual, yakni sebanyak 28,1 persen dari total keseluruhan kasus. Menyusul 18,7 persen dari total keseluruhan kasus di Indonesia dialami oleh kelompok LGBT.

Baca juga: Seluruh Puskesmas Kota Mojokerto Bisa Layani Pengobatan HIV/Aids

 

Kasus HIV di Surabaya

Sedangkan, kasus HIV di Surabaya, hingga awal Oktober 2022, bertambah 355 kasus. Rata-rata pengidapnya juga dari usia muda atau produktif bahkan mereka berstatus karyawan.

"Datanya bukan meningkat, cuman ada kasus baru tahun 2022 dari 2021. Tahun 2021 dan tahun 2022 ada tambahan kasus. Kasus HIV 355 kasus tahun 2022 ini," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, Nanik Sukristina, akhir September 2022 lalu.

Untuk wilayah penderita di Surabaya, Nanik pun tidak bisa menyebutkan secara spesifik. Ia hanya menyebut menyebar. Sedangkan usia pengidap HIV adalah usia produktif dan rata-rata karyawan.

"Kalau di Bandung usia kuliah, pelajar. Kalau data di kami rentan usia 29-40. Karyawan. Secara spesifik saya tidak bisa sampaikan, nyebar di Surabaya," ujarnya.

Dinkes Surabaya pun terus melakukan skrining HIV kepada kelompok rentan. Seperti ibu hamil, calon pengantin, pekerja hiburan, Anak Buah Kapal (ABK), waria, seluruh pasien TBC, pasien infeksi menular seksual dan penyakit lain yang dicurigai adanya infeksi virus HIV.

Baca juga: Satpol PP Perketat Keamanan Hutan Kota Jaktim, Diduga Berkumpulnya Kaum LGBT

Nanik menegaskan, bahwa upaya terpenting dalam pengendalian HIV adalah terus melakukan edukasi dan sosialisasi kepada kelompok rentan tertular. "Seperti, kepada pelajar SMP/SMA, mahasiswa, kelompok pekerja dunia hiburan dan masyarakat umum secara luas," pungkasnya.

 

Seks Bebas Remaja

Ketua Umum Perhimpunan Hematologi dan Transfusi Darah Indonesia dr TB Djumhana Atmakusuma, SpPD-KHOM mengatakan kondisi ini besar kemungkinannya karena seks bebas dan perilaku tidak sehat yang dilakukan para remaja. Ia juga menyinggung tidak eksplisitnya informasi yang dibagikan mengenai bahaya HIV-AIDS membuat banyak remaja berisiko terinfeksi penyakit tersebut.

"Seks bebas, narkoba suntik, itu memicu. Kebiasaan ganti-ganti pasangan pada remaja juga. Saya juga kaget pas lihat data dari Kemenkes ada 12 ribu anak di bawah 12 tahun positif HIV," tuturnya saat dijumpai detikcom di daerah Jakarta Pusat, Rabu (30/11/2022).

Menurut dia, penting agar para remaja diberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang bahaya HIV-AIDS sebab selain tentang stigma, mereka dengan HIV-AIDS harus menjalani pengobatan seumur hidup.

"Jadi sejak kecil itu harus diberi (edukasi-red). Masalahnya sekarang kan gambarnya nggak ada, datanya nggak ada," pungkasnya. erk/dri/ana/rmc

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru