Bupati Sumenep Ajak Masyarakat dan Pelaku Seni untuk Menjaga Budaya Lokal

surabayapagi.com
Bupati Sumenep, Ahmad Fauzi SH. MH menggunakan baju dan blangkon khas kerajaan. SP/Ainur Rahman

SURABAYAPAGI, Sumenep - Bupati Sumenep Achmad Fauzi SH, MH mengatakan menjaga dan melestarikan budaya lokal di Kabupaten Sumenep adalah salah satu bentuk kepedulian masyarakat.

"Masyarakat harus peka kepada lingkungannya, dan tugas para seniman sebagai pelaku Seni, untuk memberikan inspirasi bagi mereka" tegasnya Surabaya pagi kemarin.

Baca juga: Pelapor Tanah Kas Desa di Sumenep, Janji Ungkap Kasus Lebih Besar dengan Pelaku Sama

Bupati sangat mengapresiasi pelaku seni di Kabupaten Sumenep. ‘’Sebab, seorang Seniman sebagai creator untuk melahirkan program-program kreatif ," kilahnya.

Selain Pemkab Sumenep terus berbenah untuk mengembalikan nuansa kebudayaan lokal ke kancah nasional, tentu hal ini harus digerakkan oleh pelaku seni, yakni Seniman dan budayawan.

" adi seniman bisa bekerjasama dengan pemerintah, melalui program dan gagasan yang dimilikinya untuk kemudian di programkan dalam satu tujuan," katanya.

Untuk saat ini, kata Bupati, Pemkab Sumenep sudah terbukti menggagas nuansa Keraton Sumenep kembali seperti tempo dulu yakni melestarikan kebudayaan Sumenep yang dimulai dari dalam lingkungan keraton. 

" Saya sebagai Bupati Sumenep saat ini, akan berusaha untuk mengembalikan suasana Kraton seperti tempo dulu, sekalipun agak sulit namun yang terpenting saya sudah berbuat,"  tudingnya.

Baca juga: Pemkab Sumenep Gelar Festival Led Lebaran Hari Ketupat 2024 di Pantai Lombang Sumenep

Selain itu juga,  sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur Sumenep khususnya para raja-raja bersama keluarga dan keturunan keraton.

“Kita tidak boleh melupakan sejarah, ini sesuai masukan pihak-pihak yang menginginkan nilai-nilai budaya di Sumenep lebih dihargai. Termasuk keberadaan Keraton Sumenep,” terang bupati.

Penerapan nuansa keraton tempo dulu, menurut Fauzi, akan dimulai dengan mengembalikan fungsi Labeng Mesem sebagai pintu utama keraton. Nanti, tata cara baru masuk rumah dinas bupati, termasuk bupati, harus lewat Labeng Mesem.

Baca juga: Pertengahan Ramadhan, Harga Sembako di Pasar Tradisional Mulai Berangsur Landai

“Rumah dinas bupati itu posisinya di belakang keraton, bukan di depannya. Selama ini seolah-olah rumah dinas bupati itu di depan keraton,” urai Fauzi.

Selain itu, Bupati Fauzi juga mewajibkan semua penjaga, staf, pramusaji, dan orang-orang yang ada di lingkungan keraton, harus menggunakan pakaian adat keraton seperti zaman dulu.

“Siapapun yang datang akan merasakan nuansa keraton, dan pada akhirnya akan dapat menyimpulkan bahwa nilai-nilai budaya keraton di Sumenep masih terjaga dengan baik,” pungkasnya.ar

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru