Durasi Tidur yang Kurang dan Berlebihan Berisiko Demensia dan Kematian

surabayapagi.com
Durasi Tidur Pengaruhi Risiko Demensia dan Kematian Dini. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Pada dasarnya, kurang tidur maupun tidur terlalu lama tidak baik untuk tubuh, ada sejumlah masalah kesehatan yang dapat terjadi jika sering tidur berlebihan, seperti diabetes, obesitas, sakit kepala, nyeri punggung, depresi, dan penyakit jantung.

Dilansir Newsweek, penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Universitas Kyushu, Jepang, berhasil menemukan hubungan antara durasi tidur dengan risiko terjadinya demensia serta kematian dini.

Baca juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

Dari penelitian tersebut, risiko demensia dan kematian dini secara signifikan lebih besar pada mereka yang tidur kurang dari 5 jam atau lebih dari 10 jam. Berbeda dengan mereka yang tidur antara 5 hingga 6,9 jam. Tak hanya itu. Peserta yang menggunakan pil tidur, terlepas dari berapa lama mereka tidur, memiliki risiko kematian atau demensia yang lebih tinggi daripada mereka yang tidur antara 5 hingga 6,9 jam.

Selain itu, sekitar 30 persennya lebih mungkin mengembangkan demensia di usia tua. Ini terlepas dari apakah mereka memiliki faktor risiko lain seperti kondisi jantung, pola makan yang buruk, kesehatan mental yang buruk, atau kebiasaan merokok.

Meski studi ini tidak secara langsung membuktikan bahwa kurang tidur memicu demensia, namun menurut peneliti, studi ini menambah bukti bahwa kurang tidur secara terus-menerus bisa menjadi faktor penyebab gangguan otak.

Baca juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

“Satu teori untuk memperkuat argumentasi itu adalah bahwa racun dan protein yang menumpuk di otak dikeluarkan saat tidur, saat cairan bening yang disebut cairan serebrospinal bergerak melalui otak. Jadi ketika kurang tidur, maka akan terjadi penumpukan racun dalam otak,” kata peneliti, dikutip Kamis (22/4/2021).

Penelitian tersebut juga memperkuat studi dalam European Heart Journal yang menyoroti pentingnya tidur. Studi tersebut menemukan bahwa gangguan tidur yang parah hampir dapat menggandakan risiko wanita meninggal karena penyakit jantung. Risiko pada pria meningkat sekitar seperempat jika mereka secara teratur kurang tidur.

Demensia sendiri telah mempengaruhi sekitar satu dari 14 orang berusia di atas 65, dan sekitar satu dari enam orang di atas 80.

Baca juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Risiko demensia bisa lebih rendah pada orang yang aktif secara fisik. Lebih lanjut, mereka menyimpulkan bahwa manfaat dari aktivitas fisik untuk tidur malam adalah membuatnya lebih nyenyak.

Sementara itu, dampak dari kurang tidur antara lain membuat seseorang rentan kecelakaan, lebih mudah emosi, dan sulit konsentrasi. Jika mengalami kurang tidur dalam jangka panjang, efeknya akan lebih buruk mulai dari obesitas, diabetes, bahkan kematian. Dsy2

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru