Geger Pernyataan Said Aqil, Pegiat Politik: Ini Upaya Saling Meredominasi Tatanan Global

surabayapagi.com
Lalu Ary Kurniawan Hardi Pengamat Politik FISIP Universitas Airlangga

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Ketua Umum PBNU, Said Aqil, menyebut telah terjadi perang di tengah masa pandemi Covid-19. Bukan perang fisik, pandemi dinilai sukses meciptakan perang biologi. Pernyataan itu disampaikan secara langsung oleh Said Aqil dalam kegiatan Haul Emas KH Wahab Chasbullah yang ditayangkan di YouTube NU Channel, Rabu (23/6/2021).

"Kemudian dengan adanya COVID-19 ini ada perang baru, perang biologi, apa? Perang vaksin. Negara yang mampu memproduksi vaksin akan jadi pemenang dalam perang ini. Negara yang tidak mampu, hanya mengimpor saja, itulah negara yang kalah," ujar Said Aqil.

Baca juga: Unair Terima 1.895 Calon Maba di Jalur SNBP, Rektor Ingatkan Daftar Ulang

Pernyataan tersebut sontak mendapat perhatian dari pegiat politik, Lalu Ary Kurniawan Hardi. Kepada Surabaya Pagi, Lalu menjelaskan bahwa masa pandemi tidak semestinya secara serta merta diartikan sebagai perang biologi.

"Ada yang perlu diluruskan dari konsepsi yang dijelaskan oleh Pak Said Aqil ini. Daripada menggunakan kata perang biologi, mungkin yang di maksud dengan beliau adalah upaya untuk saling meredominasi tatanan global. Pemilihan bahasa perang biologi itu hanya menjadikan situasi menjadi lebih ruwet. Ini saatnya kita untuk saling bekerja sama. Kita gak bisa memproduksi vaksin bukan karna kita subordinat, karena memang ada yang lebih capable," terangnya.

Lebih lanjut, Lalu mencurigai adanya dua kemungkinan mengapa Said Aqil terlihat getol menyuarakan isu ini. Pertama, Said Aqil adalah sosok yang memang aktif menjadi kontrol politis kepada pemerintah. Hadirnya Said Aqil sebagai refleksi pemerintah menjadi kabar baik terutama di negara demokratis seperti Indonesia.

Baca juga: Erick Diingatkan Koboi-koboi Baru Bermunculan di BUMN

"Said Aqil adalah orang yang memang vokal menyuarakan apa yang kiranya perlu diperbaiki dalam tatanan pemerintahan. Beliau adalah petinggi NU yang mempunyai basis massa yang besar. Keinginannya untuk mendorong Indonesia menjadi bangsa yang mandiri adalah ambisi yang wajar," lanjutnya.

Kedua, sikap aktif Said Aqil dimungkinkan adalah cara yang disengaja untuk menarik simpatisan masyarakat. Lalu mengingatkan bahwa rekam jejak Said Aqil juga tidak luput dengan situasi yang memaksanya menjadi seorang yang lebih pragmatis.

"Tapi perlu diingat, track record beliau menujukkan betapa sering beliau dihadapkan pada situasi politik yang lebih pragmatis. Ingat, lho beliau pernah diangkat menjadi komisaris utama PT KAI oleh Erick Thohir. Beliau mungkin saja tidak murni sebagai agen demokrasi untuk mengontrol pemerintah, mungkin saja saat ini beliau sedang playing his ace card," imbuhnya.

Baca juga: Erick Thohir, Apa Lemah Nasionalismenya, Terus "Belanja" Pemain Naturalisasi

Masih menurut penurutan Lalu, sikap Said Aqil tidak menutup kemungkinan merupakan manuver yang sudah direncanakan. Meskipun beberapa kali terlihat penolakan Said Aqil untuk maju ke dalam politik praktis, Said Aqil adalah tokoh agama yang berpotensi untuk maju menjadi Calon Presiden (Capres) dalam Pilpres 2024.

 "Meskipun beliau menolak, tapi kita bisa lihat koneksi antara keyakinan masyarakat dengan manuver beliau yang mengkritisi pemerintah dengan cukup getol. Beliau tetap salah satu tokoh agama yang berpotensi untuk maju menjadi capres dalam pemilu 2024. Ini bisa jadi strategi beliau untuk menarik massa. Kita lihat saja," pungkasnya. lad/cr3/rmc

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru