Laila Mufidah Mendorong Satu Kelurahan Satu TPS

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Problem sampah di Surabaya masih belum sepenuhnya teratasi dengan baik. Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Laila Mufidah menaruh perhatian khusus kepada nasib Pahlawan Lingkungan. Ia mendesak untuk disegerakan adalah keberadaan TPS di setiap wilayah harus representatif. Keluhan warga selama ini TPS kerap menumpuk.

Jika TPS tidak cukup menampung buangan sampah rumah tangga beberapa kelurahan tidak usah dipaksakan. Ketercukupan TPS di setiap kelurahan harus dipikirkan. Apalagi jumlah penduduk akan semakin bertambah dalam satu Kelurahan.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Tinjau Pencairan Marbot Musala dan Penjaga Rumah Ibadah

"Paling ideal sebenarnya satu kelurahan satu TPS. Kalau terpaksa untuk beberapa kelurahan, sirkulasi sampah untuk diangkut ke TPA bisa disegerakan dengan kapasitas angkut maksimal. Sambil memikirkan aset Pemkot di kelurahan untuk TPS," kata Laila.

Laila menegaskan bahwa sistem pengelolaan sampah jauh lebih mendesak. Terutama sirkulasi dan kelancaran pengangkutan sampah dari rumah-rumah ke TPS dan dari TPS ke TPA. Dia tidak ingin lagi menemukan praktik pungli berkedok apapun dalam pengelolaan sampah.

Baca juga: Dewan Minta Pemkot Surabaya Serius Tangani Pengelolaan Sampah TPA Benowo 

Pimpinan DPRD ini mengapresiasi kinerja para petugas kebersihan. Terutama warga yang mau menjadi penarik gerobak sampah. Tidak semua warga mau bergelut dengan sampah dengan menarik gerobak sampah dari rumah-rumah ke TPS.

Namun Laila ikut terpukul saat mendapat laporan RW bahwa gerobak yang sudah didorong sampai ke TPS tidak juga diangkut. Antrean gerobak biasanya memanjang saat pagi. Ironisnya situasi ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu.

Baca juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

"Kok ya tega memberlakukan tips bagi penarik gerobak sampah. Kalau tidak diberi tips sampah di gerobak dibiarkan. Kasihan, mereka adalah pahlawan lingkungan yang bikin kampung dan rumah warga bebas sampah," kata Laila.

Dia meminta agar praktik pungli itu dihentikan. Petugas penarik gerobak sampah itu bangun lebih pagi dan menyisir tempat-tempat sampah warga. Jerih payahnya demi lingkungan bersih harus dihargai. Bukan malah dibebani tips ke truk sampah sehingga pendapatan untuk keluarga terkurangi. Alq

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru