Targetkan Zero Stunting, Wali Kota Mojokerto Ajak Partisipasi Warga

surabayapagi.com

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto -  Wali kota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak warga untuk bersinergi dalam menekan angka stunting, sebagaimana pesan Presiden Jokowi dalam Rakornas, Selasa (17/1) lalu.

Meskipun stunting di Kota Mojokerto sudah berada di angka 4,08 persen, jauh di bawah angka yang ditargetkan nasional, pihaknya berupaya untuk terus menekan angka tersebut.

Baca juga: Ayo Ikut SOMA Nite Run, Lari Sambil Berwisata Sejarah Bumi Majapahit

"Dua tahun lagi, harapan kita sudah nol, zero stunting Kota Mojokerto," tegasnya dalam sambutan membuka Musrenbang Kelurahan Gedongan, di Kantor Kelurahan Gedongan, Kamis (19/1) siang.

Sosok yang akrab disapa Ning Ita ini optimis, target tersebut bisa terwujud tidak lepas dari peran warga. Pemkot Mojokerto selaku pembuat kebijakan, tidak akan sepenuhnya berhasil tanpa dukungan warga.

Sehingga, ia mengajak warga untuk aktif dan inovatif dalam upaya penanganan stunting, terutama di lingkungan sekitar tempat tinggal masing-masing.

Baca juga: Pj Wali Kota Mojokerto Meminta P3K Jadi 'Enable Leader' Pemimpin Dari Segala Pemungkin

Salah satu yang digalakkan oleh Ning Ita yaitu dengan mengadopsi program Gempa Genting (Segenggam Sampah Gawe Stunting) yang diinisiasi oleh Kelurahan Prajurit Kulon, Kecamatan Prajurit Kulon.

Melalui program tersebut, warga bisa memanfaatkan sampah organik rumah tangga sebagai pakan maggot. Kemudian, hasil ternak maggot akan dijadikan pakan ikan yang dibudidayakan oleh kelompok warga. Nantinya, hasil budidaya ikan akan disalurkan kepada warga stunting untuk dikonsumsi.

"Tidak perlu banyak biaya untuk membeli pakan, cuma nanti yang perlu pengadaan, intervensi anggaran dari dana kelurahan adalah untuk kotak-kotak tempat budidayanya (red: bioflock) dan untuk bibit maggotnya," terang Ning Ita.

Baca juga: Gara-Gara Viral, Nobar Timnas U-23 Bersama Forkopimda Mojokerto Raya 'Pecah' Diserbu Puluhan Ribu Warga

Kedepan, jika sudah tidak ada lagi warga stunting, pun warga tetap bisa memanfaatkan skema tersebut. Hasil panen ikan bisa dijual sehingga bernilai ekonomis.

Ning Ita menggalakkan skema tersebut untuk diterapkan oleh seluruh kelurahan, mengingat hal tersebut juga dapat mengurangi timbulan sampah. Dengan demikian, tentu akan mendukung Kota Mojokerto sebagai kota wisata yang bersih dan nyaman. Dwi

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru