SURABAYAPAGI.com, Tulungagung - Muhammad Majid Ma’ruf yang berstatus anak yatim dan mahasiswa ini harus menjadi tulang punggung keluarga semenjak bapaknya lima tahun lalu meninggal dunia. Ia pun lalu terjun ke dunia budidaya ikan koi berbekal ilmu merawat ikan hias karena sang bapak dulunya juga pembudi daya.
Berawal dari sales ikan koi, Ma’aruf pun sering ikut kontes hingga ke luar kota dan mendapatkan banyak relasi para penghobi atau pembudi daya ikan. Jadi banyak pelanggan ikannya kini berasal dari luar kota dan luar Pulau Jawa.
Baca Juga: Destinasi Wisata Pantai Sine, Surganya Kuliner Seafood di Kampung Nelayan
Dengan modal dan relasi yang didapat ketika menjadi sales ikan koi. Tahun 2020 Ma’ruf memberanikan diri untuk membuat tiga kolam di dekat rumahnya. Seiring waktu usaha ikan koi ini terus berkembang. Hingga kini dia telah memiliki delapan kolam. Itu karena Ma’ruf sering menjualkan ikan dari teman-temannya dan mendapatkan pesanan yang tidak kecil.
Sebelum pandemi korona hingga akhir Juni 2021, Ma’ruf sering mengirim ikan koi 2-10 pesanan dalam seminggu. Tiap mengirim berisi dua hingga tiga boks ikan koi. “Omzet dalam sebulan bisa mencapai lebih dari Rp 10 juta,” terangnya.
Baca Juga: Kasus PMK Kian Melonjak, Pasar Hewan di Tulungagung Ditutup Sementara
Namun semenjak masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), laki-laki berumur 21 tahun ini hanya mendapatkan dua kali pesanan saja. Bahkan omzetnya turun hingga 75 persen. Selain itu, dia juga terkendala tabung oksigen untuk mengirim ikan-ikan koinya ke luar kota.
Ma’ruf hanya bisa menunggu keadaan normal sehingga bisa mengirim ikan-ikan koinya. Dia kini hanya melakukan perawatan ikan. Seperti pemberian pakan yang cukup serta vitamin agar terhindar dari cuaca buruk dan pembersihan kolam yang rutin.
Baca Juga: Memprihatinkan, IPM Catat Ribuan Anak di Tulungagung Putus Sekolah
Ke depannya setelah pandemi korona mereda, Ma’ruf akan gencarkan lagi promosi penjualan ikan koi lewat media sosial (medsos). Jadi dapat menembus pelanggan ikan koi yang berada di luar negeri. Dsy2
Editor : Redaksi