Rusak Lingkungan, Aktivitas Galian C di Wringinanom Gresik Diprotes Warga

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 13 Sep 2022 14:23 WIB

Rusak Lingkungan, Aktivitas Galian C di Wringinanom Gresik Diprotes Warga

i

Ratusan warga Desa Kepuh Klagen, Wringinanom saat mendatangi balai desa untuk memprotes kegiatan galian C yang dinggap merusak lingkungan. Foto: SP/Grs

SURABAYAPAGI.COM, Gresik – Aktivitas tambang galian C di Desa Kepuh Klagen, Kecamatan Wringinanom diprotes keras warga setempat. Protes tersebut dipicu lantaran kendaraan besar pengangkut muatan tanah yang keluar masuk melintasi jalan utama desa berdampak pada sejumlah kerusakan lingkungan, mulai rusaknya jalan hingga rumah warga.

Aksi protes warga dilakukan dengan ramai-ramai mendatangi kantor pemerintah desa (pemdes) setempat pada Jum'at (9/9/2022) kemarin. Mereka keberatan dengan aktivitas lalu lalang kendaraan besar pengangkut material tanah dari lokasi penambangan yang melintas di jalan utama desa.

Baca Juga: Dishub Jatim akan Luncurkan Bus Trans Jatim Luxuryi di Koridor Gresik - Sidoarjo

“Kami keberatan karena kendaraan pengangkut tanah dari galian C keluar masuk desa sangat meresahkan, dampak kerusakan lingkungan pun sudah jelas, jalan rusak, rumah warga juga ada yang rusak dan banyak lagi,” kata Subagi, salah satu warga setempat saat dikonfirmasi awak media, Selasa (13/9/2022).

Selain itu, warga kesal karena kendaraan-kendaraan besar pengangkut material tanah kerap kali ugal-ugalan saat melintas di jalan padat penduduk. Padahal sebenarnya, akses jalan menuju galian C sudah disediakan di sebelah desa.

“Kan sudah ada jalannya sendiri, tapi masih bandel lewat jalan utama desa, dan sering ugal-ugalan kalau lewat permukiman, sehingga warga khawatir, apalagi akses jalan dekat dengan sekolah dan masjid,” keluhnya.

Baca Juga: JIIPE Peduli Salurkan 2000 Paket Sembako bagi Anak Yatim dan Dhuafa

Pihaknya meminta aparat berwajib serta pihak-pihak terkait untuk melakukan langkah tegas penertiban aktivitas galian C tersebut, sehingga tidak sampai terjadi gesekan antara pihak pengelola dengan warga. Apalagi, protes warga sudah berkali-kali dilakukan sejak galian C tersebut beroperasi.

Sementara salah satu pemilik armada pengangkut material tanah galian C Desa Kepuh Klagen, dr. Anis Ambiyo Putri saat dikonfirmasi membenarkan terkait adanya protes warga tersebut, dia pun ikut hadir menemui warga saat itu. Menurutnya, poin penting tuntutan warga adalah meminta adanya kompensasi dari pihak pengelola galian C maupun pemilik kendaraan pengangkut material tanah.

“Boleh lewat sama warga dengan kompensasi per rumah Rp200 ribu untuk uang ganti debu,” terangnya.

Baca Juga: Korban Gempa di Bawean dan Tuban Terima Bantuan

Meski demikian, perempuan yang juga menjabat ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Gresik itu memastikan bahwa kendaraan besar pengangkut muatan tanah miliknya tidak melewati jalan desa.

“Tapi saya gak jadi lewat situ,” tutupnya. grs

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU