Komisi C Desak Pemkot Surabaya Evaluasi Menyeluruh Dampak Tanggul Jebol

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 04 Mei 2023 18:29 WIB

Komisi C Desak Pemkot Surabaya Evaluasi Menyeluruh Dampak Tanggul Jebol

i

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Buchori Imron. SP/ALQ

SURABAYAPAGI, Surabaya - Jebolnya tanggul sungai Banyu Urip akibat derasnya hujan, membuat Komisi C DPRD Kota Surabaya angkat bicara. 

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Buchori Imron mengatakan, pasca jebolnya tanggul Sungai Banyu Urip beberapa hari lalu seharusnya Pemkot segera melakukan evaluasi menyeluruh, mengapa hal tersebut bisa jebol. 

Baca Juga: Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah Tinjau Pencairan Marbot Musala dan Penjaga Rumah Ibadah

“ Apakah pengerjaannya dahulu asal-asalan, atau kontraktornya yang buat tanggul juga sembrono saat membangun tanggul. Ini perlu adanya evaluasi menyeluruh,” ujar Buchori Imron di Surabaya, Kamis (4/5). 

Dirinya mempertanyakan sistem pelelangan, anggaran, dan sekaligus feasability study nya. Menurutnya, pembangunan tanggul tidak digarap asal-asalan. Sebab, pemkot punya kewenangan segalanya, mulai keuangan, konsep dan lainnya. Harusnya masalah banjir bisa diatasi, utamanya warga di sekitar tanggul. 

"Jadi jangan asal-asalan bangun tanggul itu, hingga bangunan rapuh," tegas Buchori. 

Baca Juga: Dewan Minta Pemkot Surabaya Serius Tangani Pengelolaan Sampah TPA Benowo 

Di samping itu, ia juga meminta sungai bebas dari sampah, agar saluran airnya lancar dan tidak menghambat arus. Sehingga dampaknya tanggul jebol. 

Maka, Legislator PPP tersebut menekankan, pemkot segera melakukan evaluasi secara menyeluruh. Mulai konsepnya, plaining, feasability study. 

"Termasuk penganggarannya. Mungkin ada yang salah," ungkap mantan Ketua DPC PPP Kota Surabaya ini. 

Baca Juga: Atasi Banjir dari Saluran Air di Seluruh Kampung

Buchori Imron mewanti-wanti pemkot jangan asal mengejar lelang dengan harga murah. Namun harus mengkaji, kontraktor itu punya kredibilitas dan track recordnya jelas. "Agar pelaksanaan proyek tidak dikerjakan menyimpang," ujar dia. 

Pasalnya, tambah Buchori, selama ini pemkot dinilai lemah mengawasi pengerjaan proyek. Sehingga ia menduga kontraktor mengerjakan secara asal-asalan. Tidak sesuai dengan konsep, planning dan feasability study. “ Serta tak memikirkan perawatan dalam jangka panjang," demikian Buchori Imron. Alq

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU