Ratusan Warga Blitar Terjangkit Wabah DBD, Mayoritas Anak-Anak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 11 Jun 2023 09:48 WIB

Ratusan Warga Blitar Terjangkit Wabah DBD, Mayoritas Anak-Anak

i

Petugas menyemprot foging untuk mencegah wabah DBD di Kabupaten Blitar. SP/ BLR

SURABAYAPAGI.com, Blitar - Sebanyak 101 warga di Kabupaten Blitar terjangkit wabah Demam Berdarah Dengue (DBD sejak awal tahun 2023 hingga bulan mei ini. Wabah DBD tersebut mayoritas didominasi oleh anak-anak.

Melihat data Dinkes Kabupaten Blitar pada bulan Januari terdapat 35 warga yang terserang penyakit DBD, dengan jumlah kematian 0. Kasus DBD di Kabupaten Blitar itu turun pada bulan Februari dengan jumlah orang yang terserang sebanyak 24.

Baca Juga: Targetkan 170 UMKM Naik Kelas, Dinkop-UKM Blitar Gelontorkan Rp 1,2 M

Kasus DBD kemudian meningkat pada bulan berikutnya mencapai 39 orang. Meski mengalami lonjakan kasus namun tetap tidak ada korban jiwa dalam kasus DBD ini.

Sementara pada bulan Mei 2023 kasus DBD Kabupaten Blitar turun hingga 4 orang saja. Dari 4 orang DBD itu tidak ada satupun korban jiwa.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Blitar Anggit Ditya Putranto Menyebutkan, mayoritas warga yang terserang penyakit itupun masih berusia anak anak yakni dibawah 17 tahun.

“Dari ratusan itu mayoritas masih berusia dibawah 17 tahun,” imbuhnya, Minggu (11/06/2023).

Baca Juga: Resahkan Masyarakat, Dua Pria Diduga Warga Pakistan Diamankan Petugas

Diketahui, iklim cuaca selama bulan Maret dan April merupakan musim pancaroba yang biasa menjadi waktu yang tepat untuk berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti.

Selain faktor cuaca dan iklim, penyebab meningkatnya angka demam berdarah di Kabupaten Blitar ini juga imbas dari masih rendahnya angka bebas jentik. Diketahui angka bebas jentik di Kabupaten Blitar masih kurang dari 95 persen.

Hal itulah yang disinyalir menjadi penyebab angka demam berdarah di Kabupaten Blitar melesat.

Baca Juga: Temuan Bayi Laki-laki di Semak Belukar Gegerkan Warga Blitar

“Angka bebas jentik masih kurang dari 95 persen, jadi angka DBD mau tidak mau juga meningkat,” jelasnya.

Selain itu masih kurangnya kepedulian masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan juga mendorong banyaknya kasus DBD yang terjadi. Selama ini masyarakat banyak yang mengabaikan untuk menguras dan membersihkan sejumlah tempat yang biasa menjadi sarang nyamuk.

Sehingga nyamuk Aedes Aegypti bebas berkembang biak. Imbasnya angka DBD di Kabupaten Blitar meningkat. “Faktor utama yakni masyarakat yang peduli dengan lingkungan sekitarnya,” tandasnya.  dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU