Gubernur Khofifah: Jatim Kontributor Kedua Ekraf Nasional

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 11 Jun 2023 12:43 WIB

Gubernur Khofifah: Jatim Kontributor Kedua Ekraf Nasional

i

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Foto: Pemprov Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Prawansa menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan ekonomi kreatif (ekraf) di Jatim yang saat ini menempati posisi kedua berkontribusi bagi ekonomi (ekraf) nasional.

Sekretaris Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri Kemenlu RI Nina Kurnia menyampaikan bahwa Provinsi Jatim memiliki pelaku ekraf berkemampuan tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan kontribusinya terhadap ekraf nasional dengan capaian 20,85% dibandingkan dengan capaian nasional yang berada di angka 14%.

Baca Juga: Pemprov Jatim Layani Mudik dan Balik Gratis Kepulauan

“Alhamdulillah, Jawa Timur merupakan kontributor terbesar kedua bagi industri kreatif nasional dengan jumlah 20,85% yang merupakan pelaku kreatif berkemampuan tinggi, atau lebih tinggi dibandingkan persentase nasional sebesar 14%,” kata Khofifah di sela-sela kegiatan misi dagang di Padang, Sumatera Barat, Minggu (11/6/2023).

Khofifah menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim akan selalu berupaya membangun sinergi dan kolaborasi untuk memberikan support terbaik bagi para pelaku ekraf Jatim.

Lebih lanjut, ia menambahkan, pelaku ekraf di Jatim didominasi oleh pelaku ekraf yang berasal dari Surabaya dengan jumlah 142.438 unit usaha. Maka dari itu, Surabaya memiliki peranan yang cukup signifikan dalam menambah produktivitas ekonomi kreatif nasional.

Tak hanya Surabaya, Khofifah juga menyebut bahwa Malang juga menjadi salah satu kota di Indonesia yang memiliki predikat kota paling kreatif. Selain sektor pariwisata yang menjadi andalan, Sumber Daya Manusia (SDM) nya juga memiliki kreatifitas yang luar biasa.

“Ini luar biasa, karena ada cross budaya dan ini yang menjadi alasan kenapa Kota Malang menjadi salah satu kekuatan ekotif Jawa Timur,” ujarnya.

Selain itu, Mantan Menteri Sosial RI tersebut juga menuturkan, jika fashion menjadi kontributor ke-3 terbesar bagi industri ekraf Jatim selain kuliner dan griya. Salah satunya batik dan pusat fashion di Indonesia ada di Kota Malang.

Ia menyampaikan, Malang merupakan salah satu fashion capital di Indonesia yang menyelenggarakan fashion week dan terus berkembang.

“Kami mencoba memfasilitasi dan menginisiasi agar pelaku-pelaku usaha ekonomi kreatif dapat mengembangkan usahanya ke tingkat internasional,” tuturna.

Salah satunya di sektor industri fashion, yang dimana Jatim saat ini telah bekerjasama dengan beberapa negara khususnya Korea Selatan.

“Tentunya ini kesempatan besar, karena seperti kita ketahui, Korea Selatan saat ini menjadi rujukan anak-anak muda, termasuk stylenya. Ini merupakan kesempatan yang luas bagi pelaku ekonomi kreatif fashion untuk men-challenge diri, tanpa melupakan unsur ke Jawa Timur an dalam produk yang dihasilkan,” terangnya.

Menurutnya, capaian tersebut juga tak lepas dari inovasi dan improvisasi dalam mengembangkan kualitas produk yang dihasilkan.

“Ini sesuai dengan tagline kita ‘Optimis Jatim Bangkit’, tentunya ini merupakan prestasi atas hasil dari sumberdaya manusianya yang kreatif, inovatif, luar biasa dan ini didukung dengan jumlah anak muda yang terus mengembangkan skill dan kemampuannya,” terangnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Adhy Ajak Kembali Semangat Bekerja dan Maksimalkan Pelayanan untuk Masyarakat

Maka dari itu, Khofifah mengajak seluruh stakeholder di Jatim untuk memaksimalkan upaya ekraf di berbagai sektor hingga tingkat internasional. Terlebih Pemprov Jatim juga turut dan terus memfasilitasi talenta ekraf yang diminati anak muda. Salah satunya penyediaan ekosistem ekraf seperti Millenial Job Center (MJC).

“Di era digital seperti saat ini, Pemprov Jatim memberikan sarana kreatif bagi generasi menial dengan menghadirkan banyak program seperti Millenial Job Center yang mendukung industri kreatif tumbuh dan berkembang,” ungkapnya.

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini pun berharap, fasilitas yang dibangun oleh Pemprov Jatim dapat dimanfaatkan luas oleh masyarakat. Ia mengarakan, hal ini merupakan tugas pemerintah untuk memaksimalkan adanya wadah fasilitas pengembangan ekonomi kreatif.

“Apalagi sudah ada Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang berbasis ekonomi kreatif di Singosari Malang. KEK ini bahkan memiliki cluster animasi yang menggandeng beberapa studio. Selebihnya, penggunaannya ada di tangan anak-anak muda,” ucapnya.

Di samping itu, Pemprov Jatim juga saat ini didukung dengan adanya Portal Ekonomi Kreatif (Porekraf). Adapun portal ini merupakan sebuah inovasi dalam memfasilitasi pelaku ekraf di Jatim untuk menopang ketahanan ekonomi masyarakat, memajukan pembangunan, mengembangkan inovasi, kreatifitas dan daya saing.

Ia juga berharap, program ini semakin menghasilkan wujud dan kontribusi nyata dalam pertumbuhan ekonomi Jatim. Terutama dalam menciptakan berbagai lapangan pekerjaan.

“Saat ini sudah ada 29 Kabupaten/ Kota yang tergabung, dengan user aktif melakukan proses bisnis sebanyak 222 dan produk aktif yang telah diposting sebanyak 234,” ucapnya.

Baca Juga: Pemprov Jatim Buka Rekrutmen CASN, 5.200 Formasi

Khofifah menyampaikan, Porekraf merupakan sebuah inovasi penyajian data base ekraf Jatim yang menampilkan potensi ekraf kabupaten/kota se-Jatim secara mendetail.

Selain produk makanan, pada portal ini masyarakat dapat mengakses kebutuhan Sub Sektor Ekraf lainnya seperti aplikasi dan permainan, fashion, animasi dan video dan lain sebagainya. Menurutnya, perkembangan industri kreatif juga tak lepas akan sdm yang melek teknologi.

“Teknologi informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan hampir semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis digital,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia menilai, kolaborasi dan inovasi menjadi langkah efektif untuk memajukan industri kreatif di Jatim. Selain itu, lingkungan yang dinamis dan fleksibel juga diperlukan untuk mencetak para ekraf. Salah satunya yakni aglomerasi ekraf dan memberi citra yang baik kepada pasar kreatif.

Ia menegaskan, diperlukan kolaborasi dan sinergi dari berbagai stakeholder untuk membangun ekosistem yang menghasilkan sumbangsih pertumbuhan ekonomi nasional.

“Mari kita terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kreatif secara berkelanjutan untuk menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU