SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Tak ada kepastian membuat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengaku telah kehilangan momentum dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dan dikabarkan membelot ke NasDem.
Ketidakpastian tersebut sudah berlangsung sekitar satu tahun lalu antara PKB dan Gerindra, dimana saat itu telah sepakat berkoalisi untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Bakal Capres dan Muhaimin Iskandar sebagai Bakal Cawapresnya.
Baca Juga: Surya Paloh, Bersikap di NasDem Tower, Anies di Markas Timnas AMIN
Tetapi, telah berjalan satu tahun lebih, ternyata Gerindra belum juga mengumumkan siapa Bacawapres pendamping Prabowo. Sementara Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar juga sudah masuk koalisi.
Bahkan nama koalisi awal yang bernama Koalisi Indonesia Raya juga diubah oleh Prabowo menjadi Koalisi Indonesia Maju.
“Jadi kiai-kiai ini, kita kehilangan momentum dong, Prabowo-Muhaimin, gitu, dari mulai Ramadhan sudah lewat, Idulfitri sudah lewat, Iduladha lewat, tahun baru islam lewat, lalu ada yang mengatakan kenapa kita tidak dengan Ganjar, nah Ganjar sudah ngasih love bird,” jelas Wakil Ketua Dewan Syuro PKB, Maman Imanulhag
Menurut Maman, dalam rapat pleno nanti akan mendengarkan masukan-masukan, apakah akan tetap mempertahankan dengan Prabowo atau tidak. Termasuk kemungkinan opsi atau pilihan dengan Anies Baswedan.
“Lalu ada yang ngomong, kenapa tidak dengan Anies? Jadi tiga suara ini sudah muncul di rapat dewan syuro, nah baru kita mengadakan semacam muzakarah nasional untuk menemukan bagaimana, tapi sekali lagi Ketum selalu melaporkan seluruh perkembangan ke dewan syuro,” imbuhnya.
Baca Juga: AMIN, Resmi Daftarkan Gugatan Sengketa Pilpres 2024 ke MK, Kamis Tadi
Menurut Maman, mekanisme dalam rapat pleno nanti, Muhaimin Iskandar Ketum PKB akan melaporkan perkembangannya, bagaimana perkembangan survei untuk caleg-caleg, calon-calon pilkada, termasuk perkembangan dalam Pilpres ini.
Akibatnya, kini suara Prabowo Subianto dinilai akan gembos usai ditinggal PKB yang dikabarkan merapat ke NasDem, khsususnya Jawa Timur dan massa Nahdliyyin.
Pengamat Politik Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad mengatakan, bergesernya PKB ke NasDem merugikan Prabowo lantaran kehilangan kesempatan untuk menaikkan suara di basis PKB.
Baca Juga: Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Unggul di TPS Eri Cahyadi Mencoblos
“Keputusan PKB bergabung dengan NasDem itu jelas merugikan Prabowo. Untuk sementara, Prabowo kehilangan kesempatan untuk meningkatkan suara di basis pemilih PKB," ungkapnya, Jumat (01/09/2023).
Padahal, PKB merupakan partai yang paling awal mendeklarasikan dukungannya ke Prabowo, bahkan sejak setahun yang lalu.
"Proposal mereka untuk menjadikan Muhaimin sebagai Cawapres tidak mendapat respons berarti dari Prabowo,” ungkap Saidiman.
Di sisi lain, bergabungnya Golkar dan PAN ke dalam Koalisi Indonesia Maju, menjadi alasan kuat PKB membelot ke Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) untuk mendukung Anies Baswedan sebagai capres. sb-03/dsy
Editor : Desy Ayu