Aturan Pembangunan Yang Ketat, LRT di Bali Dibangun di Bawah Tanah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 25 Sep 2023 11:17 WIB

Aturan Pembangunan Yang Ketat, LRT di Bali Dibangun di Bawah Tanah

i

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Ervan Maksum.

SURABAYAPAGI.COM, Bali - Pembangunan LRT di Bali akan dibangun di bawah tanah sebagai alternatif pembangunan. Hal ini dilakukan mengingat aturan pembangunan di pulau ini sangat ketat.

Rencana pembangunan LRT di Bali yang akan dibangun dibawah tanah ini diungkapkan oleh Badan Perencanaan Nasional (Bappenas). Adapun Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas Ervan Maksum menjelaskan banyaknya peraturan terkait pembangunan di Pulau Dewata tersebut.

Baca Juga: MRT-LRT Dibangun Tidak Berdasarkan Keputusan Ekonomi, Jadi Tidak melihat Untung-Rugi

"Tidak boleh ke atas. Dan kalau mau pelebaran jalan, di sana banyak Pura. Bagaimana? Harus ke bawah (underground) satu-satunya cara," ucap Ervan dilansir dari Seminar Nasional Strategi Green Financing Sektor Transportasi untuk Daya Saing Perkeretaapian Berkeadilan yang disiarkan secara daring, Rabu (20/9/2023).

Proyek ini pada tahap awal akan dibangun sepanjang 5,3 km, yang direncanakan akan menghubungkan I Gusti Ngurah Rai dengan Extended terminal dan area parkir di Kuta Central Park

Adapun biaya investasi yang dibutuhkan mencapai US$596,28 juta atau setara Rp9,17 triliun (asumsi kurs Rp15.388 per dolar AS). Ervan menyebut biaya pembangunan LRT di bawah tanah tiga kali lipat dari pembangunan normal. 

Baca Juga: Bandara dan Tol, Era Jokowi Mulai Dijual ke Asing

Ia menyebut pemerintah daerah harus membuat Special Purpose Vehicle (SPV) antara PT Angkasa Pura I dan BUMD sebagai implementing agency.

Pembangunan LRT juga bisa memanfaatkan pinjaman lunak kepada pemerintah daerah.

Selain itu, ia juga mengatakan rencana pemerintah untuk membuat regulasi passenger service charge (PSC) penumpang pesawat untuk pembiayaan LRT.

Baca Juga: Dua Kereta LRT Tabrakan, Kerugian Capai Rp 250 M

"Kita punya potensi besar namanya tourism, sehari datangnya 58 ribu orang, saya diskusi dengan Menhub bagaimana kalau kita aplikasikan PSC pak?" kata Ervan.

Tak hanya itu, pemerintah juga bakal menerapkan Transit Oriented Development (TOD) (sewa, parkir, dan iklan) dari bandara. Ervan sendiri berpendapat bahwa pendapatan dari PSC dan TOD itu bisa untuk pengembalian pinjaman.bli-1/Ac

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU