Tolak Undangan Hamas, Elon Musk Pilih Dukung Israel: Putus Jaringan Internet di Jalur Gaza

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 01 Des 2023 13:59 WIB

Tolak Undangan Hamas, Elon Musk Pilih Dukung Israel: Putus Jaringan Internet di Jalur Gaza

i

Elon Musk. SP/ SBY

SURABAYAPAGI.com, Surabaya - Elon Musk, miliarder dunia dibidang teknologi ini secara terang-terangan mengklaim dukungannya terhadap Israel. Dirinya bahkan menolak undangan Hamas dan justru memutus jaringan internet Starlink di Jalur Gaza. Dirinya hanya mengalirkan jaringan internetnya khusus untuk Israel.

Sementara itu, penolakan Musk mencuat saat dia membalas unggahan salah satu netizen di X (dulu Twitter) pada Kamis (30/11/2023). Dia menolak undangan karena menilai kondisi Gaza "berbahaya".

Baca Juga: Pesangon Belum Dibayarkan, Elon Musk Digugat Mantan CEO Twitter Rp 2 Triliun

"Tampaknya sedikit berbahaya ke sana sekarang. Namun, saya yakin betul Gaza yang makmur dalam jangka panjang akan membawa kebaikan," cuit Musk.

Undangan ini disampaikan usai Musk mengunjungi wilayah kibbutz bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Kibbutz merupakan wilayah selatan Israel yang menjadi target serangan dadakan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Sedangkan, mengenai jaringan internet milik Elon Musk itu kini juga tak bisa digunakan oleh warga Palestina. Jaringan internet disana hanya bisa digunakan oleh Israel saja.

"Unit satelit Starlink hanya bisa dioperasikan oleh Israel dengan izin dari Kementerian Komunikasi Israel, termasuk untuk penggunaan di Jalur Gaza," kata Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi, Jumat (01/12/2023).

Sebelumnya, Musk pernah mengatakan di akun X personalnya bahwa ia ingin mengalirkan internet Starlink di Gaza. Saat itu, serangan bombardir Israel ke Gaza menyebabkan lumpuhnya jaringan komunikasi di zona perang tersebut.

Baca Juga: Viral, Menlu Retno Walk Out saat Dubes Israel Pidato di DK PBB

Karhi kala itu menentang keras inisiatif Musk. Ia mengatakan "Hamas akan menggunakan Starlink untuk aktivitas terorisme".

Sementara itu, Elon Musk merupakan salah satu miliarder AS yang mendukung agresi Israel dan deklarasi perang mereka ke Hamas.

"Mereka yang berniat membunuh harus dilucuti. Propaganda untuk melatih orang menjadi pembunuh di masa depan harus dihentikan," ujar dia.

Baca Juga: Dituding Jadi Buzzer Israel, Maia Estianty: 'Kalau Kita Difitnah Artinya Dosa Kita Diambil'

Kunjungan Musk ke kibbutz berlangsung saat Israel dan Hamas sedang melakukan gencatan senjata. Kedua pihak sepakat melancarkan gencatan senjata pada 24-28 November. Kemudian diperpanjang pada 29-30 November. Israel dan Hamas juga kembali sepakat menerapkan gencatan senjata untuk 24 jam ke depan yang dimulai pada Kamis (30/11/2023).

Perpanjangan gencatan senjata yang kedua kali ini sempat terancam batal setelah Hamas mengklaim Israel menolak tawaran pembebasan sandera tambahan. Hamas juga telah memerintahkan pasukannya untuk siaga tempur menyusul belum ada tanda dari Israel menyetujui perpanjangan gencatan senjata.

Kesepakatan gencatan senjata ini muncul usai puluhan hari Israel melancarkan agresi ke Palestina sejak 7 Oktober. Imbas serangan mereka, lebih dari 15.000 warga Palestina meninggal dunia, termasuk 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan. sb-01/dsy

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU