Marak Galian Ilegal di Jombang, DPRD Minta Pemkab Lakukan Pemantauan

author surabayapagi.com

- Pewarta

Jumat, 08 Des 2023 11:57 WIB

Marak Galian Ilegal di Jombang, DPRD Minta Pemkab Lakukan Pemantauan

i

Dua alat berat berada di lokasi galian Desa Sukorejo, Kecamatan Perak, Jombang. SP/ Sarep

SURABAYAPAGI.com Jombang - Kembali maraknya aktivitas tambang galian C ilegal di Kabupaten Jombang, mendapat perhatian legislatif. 

Ketua DPRD Kabupaten Jombang, Masud Zuremi meminta pemkab melakukan inventarisasi galian ilegal yang masih beroperasi. ”Meski sekarang kewenangan ada di Pemerintah Provinsi. Pemkab tetap harus melakukan pemantauan,” ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Jombang Luncurkan Ngobati, untuk Kenalkan Kopi Wonosalam

Dirinya mengungkapkan, paling tidak pemkab memiliki data dimana saja lokasi tambang yang tak mengantongi izin. 

”Dengan begitu bisa dilaporkan ke Pemprov agar dilakukan penindakan,” ungkapnya. 

Masud mengungkapkan, apabila pemkab tidak melaporkan adanya aktivitas tambang tersebut. Pemprov juga tidak akan mengetahui kegiatan illegal tersebut.

”Kalau tidak segera dilaporkan aktivitas galian tersebut akan merusak lingkungan,” bebernya. 

Terlebih lagi, apabila galian tersebut ilegal tidak ada pengawasan terkait lingkungannya. Sehingga dapat dipastikan akan merusak lingkungan.

Baca Juga: Pemkab Jombang Raih Opini WTP 11 Kali Beruntun

”Jadi hal ini harus ditanggapi serius oleh pemkab,” pungkasnya, Jumat (08/12/2023).

Seperti diberitakan sebelumnya, aktivitas tambang galian C di desa Sukorejo, Kecamatan Perak menjadi rasan-rasan warga. Ini karena setelah sempat berhenti lama kegiatan tambang diduga kembali beroperasi. Warga khawatir berdampak merusak lingkungan.

Seperti pantuan SURABAYAPAGI.COM terlihat dua unit excavator terparkir di area lokasi tambang. 

Baca Juga: Gedung Bekas Apotek Disulap Jadi Toko Pusat Oleh-oleh Khas Jombang

”Kalau hujan memang sepertinya berhenti operasional,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Dikatakannya, aktivitas tambang memang baru berjalan kurang lebih satu bulan. ”Biasanya itu ada truk mengisi tanah uruk. Kalau hujan jalannya jemblok jadi tidak bisa dilalui kendaraan,” ungkapnya.

Ia juga mengungkapkan, aktivitas tambang di daerah tersebut memang sudah lama berhenti. Semenjak pembangunan jalan tol sudah selesai. ”Tapi tahu-tahu aktivitas lagi saya kurang paham,” ungkapnya. Sarep

Editor : Desy Ayu

BERITA TERBARU