Korpri Klaim Ada ASN Keberatan Dipindah ke IKN

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 04 Mar 2024 20:39 WIB

Korpri Klaim Ada ASN Keberatan Dipindah ke IKN

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ketua Umum Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia  (Korpri) Zudan Arif Fakrulloh, nyatakan ada sebagian aparatur sipil negara (ASN/PNS) keberatan untuk dipindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Alasannya, karena berat jika harus pisah dengan anak.

Ada (laporan PNS nggak mau pindah ke IKN) karena dia harus pisah dengan anaknya. Misalnya yang ibu-ibu ya 'duh pak saya berat, anak saya masih kecil," kata Zudan Arif Fakrulloh saat ditemui di Hotel Indonesia Kempinski, Senin (4/3/2024).

Baca Juga: Destinasi Alam dan Festival Musik Bakal Genjot Pariwisata Berkelanjutan di IKN

Zidan mengatakan setidaknya ada kurang dari 10 PNS yang cerita merasa berat dipindah ke IKN. Ia pun mengusulkan agar PNS tersebut segera melaporkan kepada atasannya masing-masing untuk digantikan dengan PNS yang siap.

Pada prinsipnya PNS harus siap ditugaskan di mana saja. Meski begitu, Zidan memahami persoalannya dan menganggap bukan sesuatu hal yang harus dipaksakan selama ada penggantinya.

"Harus lapor kepada pimpinannya agar dicarikan yang siap, misalnya yang masih bujang. Di sana memang anak-anak yang bersekolah harus persiapan karena sekolahnya belum seperti yang ada di sini, itu problemnya anak sekolah," ucapnya.

"Prinsipnya kan PNS harus siap ya, ini kita memahami lah dan kita nggak tergantung pada satu orang, penggantinya banyak," tambahnya.

Baca Juga: Proyek Pembangunan IKN Dorong Pertumbuhan Penjualan SIG

 

Harus Pegawai-pegawai Terbaik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan PNS pindah ke IKN mulai Juli 2024. Pemindahan untuk tahap awal itu mulai dari jabatan eselon I hingga pegawai, termasuk TNI-Polri.

Baca Juga: Kota IKN Didesain Super Modern, Dilengkapi Tiang Listrik Cerdas yang ‘Bisa Bicara'

Zidan mengusulkan agar PNS tahap awal yang dikirim ke IKN merupakan pegawai terbaik. Pasalnya calon ibu kota baru tersebut akan berbasis teknologi hingga kota pintar.

"Yang dikirim ke sana harus pegawai-pegawai terbaik. Kalau merasa nggak terbaik nggak usah berangkat karena di sana sudah berbasis IT, kerjanya full mengawali dari situasi yang baru, betul-betul keluar dari zona nyaman. Fresh graduate kalau dia terbaik oke, mudah dilatih, mudah diajari karena harus siap kerja. Kalau nggak siap berkembang, jangan berangkat," tegas Zidan. n jk/erc/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU