SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Di bulan suci Ramadhan 1445 Hijriyah terkadang menjadi ladang rezeki tersendiri bagi sejumlah orang maupun UMKM. Terlebih menjelang berbuka puasa dan di malam tarawih. Banyak orang akan berburu kuliner dan kudapan hingga malam hari.
Salah satunya, yang dirasakan oleh pedagang D’Kochan Steak, Boy mengaku mendapatkan omzet jutaan rupiah per harinya, yakni dengan menjajakan makanannya di booth 4x4 ke setiap jemaah yang tarawih di Masjid Istiqlal.
Baca Juga: Kondisi Jalan Rusak, Peternak Sapi Perah lereng Gunung Wilis ‘Nelongso’
“Yang paling murah kita ada chicken steak Rp 25 ribu sudah komplit dengan sayuran dan kentangnya,” katanya, Rabu (13/03/2024).
Sedangkan harga yang termahal ada beef steak senilai Rp 40 ribu. Cukup banyak jemaah yang membeli D’Kochan Steak di malam tarawih. “Sehari bisa dapat (omzet) Rp 2 juta itu sekitar 60 an yang terjual,” urainya.
Selain itu, sama halnya dengan yang dirasakan pedagang ketoprak Yanto. Dirinya mengatakan bulan puasa ini turut membawa berkah. Yanto sendiri sudah setiap tahun berjualan dan selalu mendapatkan keuntungan jemaah yang melaksanakan shalat tarawih.
Baca Juga: Pj Walikota : PNM Dongkrak Pertumbuhan UMKM Kota Mojokerto
Menurutnya, jemaah di Masjid Istiqlal ini akan ramai terus paling tidak sepakan menjelang Hari Raya Idul Fitri. Lebih lanjut, dirinya pun mematok per porsi ketoprak yang dijualnya seharga Rp 20 ribu.
“Omzetnya lumayan buat pulang kampung nanti,” kata pria asal Cirebon Jawa Barat tersebut.
Sebelumnya diketahui, pemerintah menetapkan awal puasa atau 1 Ramadhan 1445 H ditetapkan pada Selasa 12 Maret 2024. Penetapan itu diputuskan dalam sidang isbat yang melibatkan beberapa pihak termasuk perwakilan dari MUI dan Komisi VIII DPR RI.
Baca Juga: Harga LPG 3 Kg di Malang Melonjak, Produsen Keripik Tempe Ketar-ketir
"Secara mufakat menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa 12 Maret 2024 Masehi," kata Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas saat jumpa pers.
Sementara itu, Yaqut berpesan, dengan adanya keputusan ini maka seluruh masyarakat umat Islam bisa menghargai. Sehingga, jika ada perbedaan awal Ramadhan antar umat Islam itu dinilai sebagai bentuk untuk bisa saling menghargai dalam upaya beribadah bersama. jk-03/dsy
Editor : Desy Ayu