SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Ketua DPR Puan Maharani, mengatakan kesejahteraan harus dirasakan oleh ibu rumah tangga yang belakangan juga sudah dianggap sebagai profesi.
Puan meminta pekerja ibu rumah tangga perlu mendapat perhatian.
Baca Juga: Mencuat Isu PSI Dukung Ganjar, Momen Kaesang Sungkem dan Cium Tangan Puan Disorot
"Banyak yang sering melihat apa yang dilakukan ibu rumah tangga hanya dengan sebelah mata. Padahal pekerjaan rumah tangga tidak pernah ada istirahatnya. Negara harus memberi atensi dan penghargaan bagi para ibu rumah tangga, termasuk ibu rumah tangga yang juga bekerja, karena telah berjasa mendidik generasi muda penerus bangsa Indonesia," kata Ketua DPR Puan Maharani, dalam keterangan tertulisnya, yang dikutip Minggu (18/8/2024).
Puan pun menyoroti bahwa Indonesia akan memasuki masa transisi pergantian kepemimpinan nasional. Ia mengatakan masa transisi ini dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memperbaiki kualitas hidup rakyat Indonesia.
"Rakyat harus mendapatkan akses terhadap pendidikan, kesehatan, keamanan, sosial dan ekonomi yang layak di seluruh Indonesia, khususnya bagi rakyat kecil. Dengan mengokohkan persatuan dan gotong royong dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini, Indonesia pasti bisa," kata Puan.
Rumah Tempat Kemuliaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ibu rumahtangga diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai macam pekerjaan rumahtangga (tidak bekerja di kantor).
Menurut Ensiklopedia Nasional jilid ke-1, yang dimaksud dengan “rumah” adalah tempat tinggal atau bangunan untuk tinggal manusia. Sementara rumah tangga memiliki pengertian tempat tinggal beserta penghuninya dan apa-apa yang ada di dalamnya. Secara bahasa, kata rumah (al bait) .
Dalam Al Qamus Al Muhith rumah tinggal bermakna kemuliaan; istana; keluarga seseorang; kasur untuk tidur, bisa pula bermakna menikahkan, jangan untuk berzina, karena bermakna orang yang mulia.
Dari makna bahasa tersebut, rumah memiliki konotasi tempat kemuliaan, sebuah istana, adanya suasana kekeluargaan, kasur untuk tidur, dan aktivitas pernikahan. Sehingga rumah tidak hanya bermakna tempat tinggal, tetapi juga bermakna penghuni dan suasana. Rumah tangga islami adalah rumah yang di dalamnya terdapat sakinah, mawadah dan rahmah (perasaan tenang, cinta dan kasih sayang).
Perasaan itu senantiasa melingkupi suasana rumah setiap harinya. Seluruh anggota keluarga merasakan suasana “surga” di dalamnya (Q.S. Ar-Ruum:21).
Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ganjar dan Puan Tunaikan Ibadah Haji Bersama Hari Ini
Belum Hargai Ranah Reproduktif
Dikutip dari situs Konde.co, dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Siti Syamsiyatun Ph.D, mengapresiasi adalah pekerjaan-pekerjaan yang menghasilkan uang. Masyarakat masih tidak menghargai pekerjaan-pekerjaan dalam ranah reproduktif.
“Padahal dalam pandangan kami, reproduktif dan produktif itu sama pentingnya. Tetapi sekarang ini banyak sekali orang mengabaikan yang reproduktif. Perempuan yang mengasuh anak sembilan, tiga atau lima misalnya, itu seolah-olah dianggap tidak bekerja, dibandingkan dengan mungkin suaminya yang menghasilkan per bulan Rp3 juta,” ujar Siti.
Negara Apresiasi Pekerjaan Domestik
Sejumlah negara, kata Siti, mulai menerapkan kebijakan yang lebih mengapresiasi pekerjaan-pekerjaan domestik. Tujuannya adalah agar beban ganda atau beban berlebih perempuan dapat diringankan. Selain itu, kebijakan ini juga mengajak laki-laki sebagai bagian dari keluarga untuk turut berkontribusi dan menghargai pekerjaan-pekerjaan reproduktif.
Baca Juga: Kompak Olahraga Bareng, AHY dan Puan Pamer Keakraban Jelang Pemilu 2024
Ibu rumah tangga adalah wanita yang banyak menghabiskan waktunya dirumah dan mempersembahkan waktunya terebut untuk mengasuh dan mengurus anak anaknya menurut pola yang diberikan masyarakat umum. Dalam bahasa lain dipahami bahwa ibu rumah tangga adalah wanita yang mayoritas waktunya dipergunakan untuk mengajarkan dan memelihara anak anaknya dengan pola asuh yang baik dan benar.
Profesi Ibu Rumah Tangga
Mengutip Fimela.com, 02 Mei 2018, tentang profesi sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT), telah diakui para perempuan jika pekerjaan ini banyak diremehkan orang karena dianggap bisa membuat seseorang menjadi kuper, alias kurang pergaulan, di mana IRT sibuk mengurus anak-anak di rumah.
Selain itu, pekerjaan sebagai IRT juga kerap diremehkan karena dianggap tak menghasilkan uang, dan tak mandiri karena dinilai mengandalkan penghasilan sang suami. Padahal kenyataanya, tak sedikit IRT yang tetap mengaktualisasi diri dengan memperkaya pengetahuan lewat media internet, selain itu juga tak semua IRT benar-benar hanya mengandalkan penghasilan pasangannya.
Dinyatakan profesi sebagai Ibu rumah tangga (IRT) juga dianggap begitu penting, mengingat keluarga adalah sekolah pertama bagi anak-anak untuk mendidik dan membentuk karakter yang baik sebelum memasuki lingkungan di luar rumah yang lebih luas dan berisiko. n jk/erc/rmc
Editor : Moch Ilham