SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Saya menilai meski peniadaan PT 20 persen oleh MK merupakan putusan progresif, masih kecil kemungkinan lahirnya tokoh baru yang berlaga di pemilihan presiden lima tahun mendatang.
Ini prediksi saya yang bisa berbeda.
Baca Juga: PT 20 Persen Dicabut, Capres Bisa Membludak
Saya mengerti saat ini banyak partai yang menuduh 20 persen ini gembok dan menjadi monster yang menghalang-halangi partai mencalonkan presiden dan wakil presiden.
Dan sekarang gemboknya sudah dihilangkan oleh MK. Saya tunggu t bagaimana partai-partai ini memanfaatkan kesempatan ini.
Ada sejumlah faktor yang membuatnya ragu partai politik berani memunculkan tokoh baru di Pilpres 2029.
Alasan pertama, kuatnya elektabilitas dan popularitas Prabowo Subianto yang diprediksi akan kembali maju sebagai calon petahana.
Jadi, saya tidak terlampau yakin partai-partai yang ada saat ini termasuk KIM Plus akan menyorongkan calon presiden dan wakil presiden sekalipun mereka bisa ya. Karena ada kecenderungan misalnya Prabowo Subianto maju kembali untuk kedua kali di 2029, partai-partai itu kayanya mikirnya pendek dan lebih condong untuk berkongsi kembali dengan Prabowo karena Prabowo sebagai petahana maju lagi di 2029 tentu popularitas dan elektabilitasnya paling solid.
Saya menilai partai politik akan melakukan kalkulasi secara matang untuk berani memunculkan kader sendiri atau tokoh alternatif lain melawan Prabowo di Pilpres 2029. Adi meyakini banyak partai politik pada akhirnya memilih untuk kembali berkoalisi dengan kubu Prabowo kelak.
Baca Juga: Presidential Threshold 20% Dibatalkan, Pilihan Milenial dan Gen-Z
Menurut pendapat saya, di tengah krisis kader partai, figur partai, rasa-rasanya nggak ada yang berani melawan Prabowo Subianto dan ada kemungkinan partai-partai yang ada sekarang ini cari selamat dan berkoalisi dengan Prabowo ketimbang memajukan kader sendiri. Meski penghapusan ambang batas ini tantangan bagi partai bisa tidak untuk memajukan kader sendiri.
Jadi, penghapusan ambang batas 20 persen menjadi momentum partai politik di Indonesia untuk mengambil risiko dalam memajukan kader sendiri di gelaran pilpres. Dia menilai peluang beragamnya kandidat capres di Pilpres 2029 nanti akan bergantung pada nyali dari partai politik.
Dalam pandangan saya, saatnya parpol jangan hanya gagah-gagahan partai sebagai alat memproduksi kader tapi tidak berani mengusung calon presiden dan wakil presiden sendiri di 2029. Ini saatnya pembuktiannya. Saya kira tidak banyak partai yang punya nyali untuk memajukan calon presiden dan wakil presiden nantinya di 2029 dan kalau Prabowo maju lagi sepertinya lebih banyak yang ingin berkongsi dengan Prabowo dibanding memajukan calon sendiri.
Prediksi saya, kalau Prabowo maju kembali sulit membayangkan bagi saya ada partai yang berani melawan Prabowo Subianto karena memunculkan figur yang popularitas dan elektabilitasnya sekuat Prabowo di lima tahun akan datang sangat sulit. Artinya percuma ambang batas presiden itu 20% dihapuskan kalau partai-partai ini tidak punya nyali memajukan calon untuk melawan Prabowo. n rmc
Baca Juga: La Nyalla: Saya akan Pimpin Gerakan Kembalikan Kedaulatan Negara ke Tangan Rakyat
*) saat dihubungi, Sabtu (4/1/2025).
Editor : Moch Ilham