Golkar Jatim Ingin Kenalkan Jasa Soeharto ke Generasi Muda

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 29 Jan 2023 19:35 WIB

Golkar Jatim Ingin Kenalkan Jasa Soeharto ke Generasi Muda

i

Pengajian dan Doa bersama dalam rangka peringatan Haul ke 15 Almarhum Presiden Soeharto di Masjid DPD Golkar Jatim, kemarin. SP/Riko Abdiono

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Jasa Almarhum Presiden Soeharto sebagai pemimpin besar Indonesia kembali diangkat oleh Partai Golkar Jawa Timur. Tak hanya ingin memperjuangkan kembali gelar Pahlawan Nasional saja, Golkar Jatim akan memperkenalkan seluruh ideologi Presiden yang dikenal dengan sebutan Bapak Pembangunan itu kepada Generasi muda.

Ketua DPD Partai Golkar Jatim M Sarmuji mengatakan  Presiden RI Ke-2 HM Soeharto adalah pemimpin besar yang patut dikenang jasa-jasanya dan diwariskan kepada generasi muda bangsa. Ia mengakui jika setiap pemimpin ada kekurangan, tapi kelebihannya patut untuk dilestarikan. "Ketika pemimpin itu sudah berakhir, maka tugas kita adalah mengenang kebaikannnya sekaligus mewarisi semangat para pendahulu kita untuk berjuang kepada bangsa ini," terang Sarmuji di sela Doa Bersama peringatan 15 Tahun wafatnya Presiden Soeharto di kantor Jl A Yani Surabaya, akhir pekan lalu (26/1/2023).

Baca Juga: Golkar Kota Kediri Dipastikan Usung Vinanda di Pilkada 2024

Wakil Ketua Komisi VI DPR RI ini juga mengakui para generasi tua sudah pasti mengenal Soeharto. Namun anak-anak muda (milenial) atau generasi Z barangkali tidak mengenal. Padahal beliau sebenarnya layak untuk dicatat oleh bangsa ini untuk selama-lamanya. "Bahkan jasa Pak Harto pada bangsa ini sebenarnya layak untuk mendapatkan penghormatan dan penghargaan dari bangsa ini, generasi saat ini dan yang akan datang harus mengenal kebaikan beliau," ungkap Sarmuji. 

Sarmuji menceritakan  zaman sebelum transisi dari pemerintahan Pak Karno (Soekarno Presiden RI pertama) ke Pak Harto hingga awal pemerintah Soeharto bangsa ini benar-benar mengalami krisis sandang, pangan dan papan. Namun berkat Revolusi Hijau yang digagas Pak Harto, bangsa Indonesia menjadi murah sandang pangan bahkan menjadi negara yang swasembada pangan sejak 1984 dan bertahan cukup lama. "Itu salah satu prestasi beliau, belum prestasi-prestasi yang lainnya. Di zaman Pak Harto kita disegani oleh bangsa-bangsa dunia," jelasnya.       

Menurut Sarmuji di jaman pemerintahan Pak Jokowi harus diakui juga telah melakukan lompatan-lompatan besar dengan membangun infrastruktur dasar seperti jalan dan jalan tol dimana-mana sehingga dapat memacu pertumbuhan ekonomi bangsa Indonesia. 

Baca Juga: Demokrat dan Golkar, Mulai tak Sepaham

"Pak Jokowi punya jasa besar, demikian juga para pemimpin sebelumnya. Tugas kita pada pendahulu yang sudah wafat adalah mengenang jasa beliau sekaligus mewarisi semangatnya untuk membangun bangsa," tegasnya. 

Sarmuji menyebut kegiatan (pengajian) seperti ini sekaligus untuk mengingatkan bahwa ada orang yang haulnya sering kita lupakan. Bahkan mungkin hanya Partai Golkar yang melakukan haul kepada Pak Harto. "Kalau Bung Karno, Gus Dur sudah banyak orang memperingati haulnya. Tapi ada satu pemimpin besar bangsa ini yang hampir terlupakan bahkan saat wafatnya pun jarang orang yang memperingati," beber Sarmuji.

Baca Juga: Suara Meningkat di Surabaya, Golkar Berhak Dapat Kursi Pimpinan Dewan

Kegiatan pembacaan Yasin dan Tahlil bersama dipimpin Gus Zaman Syuyuti berlangsung secara khidmat. Sedangkan ceramah agama disampaikan oleh KH Imam Hambali pengasuh Ponpes Al Jihad Surabaya. Dalam tausyaihnya, Kiai Hambali mengingatkan bahwa  Likulli Sai'in Maziah artinya setiap orang itu memiliki kelebihan itu karena itu adalah sunatullah. Begitu juga dengan para pemimpin bangsa ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangan termasuk Almarhum Soeharto. 

Bagi Kiai Imam Hambali, pesan Pak Harto yang terkenal dan layak dikenang hingga sekarang adalah sebuah pepatah Jawa yaitu dadi  wong urip ojo kagetan, ojo ngumunan lan ojo dumeh. Pepatah tersebut sejatinya merupakan saripati dari kalimat La Haula Wala Quwwata Illa Billahil Aliyyil Adhim. "Orang kagetan itu pertanda tidak ikhlas dan kurang bersyukur. Padahal orang yang ikhlas itu ditakuti syetan," jelasnya. rko

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU