Taman Nasional Langit Gelap Pertama Di Indonesia Akan Lahir Di Kupang

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 12 Nov 2019 09:13 WIB

Taman Nasional Langit Gelap Pertama Di Indonesia Akan Lahir Di Kupang

SURABAYAPAGI.COM, Kupang - Indonesia akan segera memiliki taman nasional langit gelap pertama. Bukan di Jakarta, taman nasional langit gelap pertama di Indonesia akan di bangun di Kupang Nusa Tenggara Timur. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) sedang membangun observatorium nasional di Timau, Amfoang, kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Observatorium itu nantinya akan menjadi destinasi taman nasional langit gelap. Dalam wawancaranya, kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengatakan observatorium nasional di Timau nantinya akan menggantikan observatorium Bosscha di Lembang, Bandung, Jawa Barat. "1923 sampai dengan 1970an observatorium Bosscha masih berfungsi baik. Pada 1980an kota Bandung sudah semakin terang, polusi cahayanya sudah terlalu tinggi. Jadi untuk memotret galaksi dan objek yang redup sudah sangat sulit," tutur Djamal. Terpilihnya lereng gunung Timau, NTT sebagai tempat observatorium yang baru setelah tim astronom dari Institut Teknologi Bandung melakukan survei di seluruh Indonesia pada 2011 lalu. Dalam survei tersebut, lereng gunung Timau dirasa menjadi tempat yang paling cocok. "Pada 2018 mulai disiapkan pembangunan, ditargetkan 2019 pembangunan tahap awal selesai. Itu kubahnya, kemudian teleskopnya. Kami berharap observatorium ini mulai beroperasi atau kami menyebutnya first light yang diterimanya itu tahun depan," kata Djamal. Satu hal lagi yang istimewa, disebutkan Djamal bahwa observatorium di Timau ini akan menjadi rumah bagi teleskop terbesar di Asia Tenggara, dengan diameter 3,8 meter. Target pembangunan diakui molor dari yang diperkirakan, hal tersebut disebabkan sulitnya akses ke wilayah Timau. "Tahun ini tadinya ditargetkan untuk bangunannya, untuk kubahnya selesai. Tapi untuk membawa crane ukuran besar, memasang segala macam peralatannya itu jalannya belum siap sepenuhnya jadi ada kemungkinan tahun depan baru bisa selesai," ujarnya. Diharapkan keberadaan observatorium nasional Timau, bisa menyumbang perkembangan sains dan teknologi antariksa di Indonesia. Selain itu, observatorium Timau juga akan mampu menjadi daya Tarik wisatawan karena menjadi observatorium terbesar di Asia Tenggara.

Editor : Redaksi

Tag :

BERITA TERBARU