Surabaya Dorong Pembentukan Kelompok Wanita Tani di Perkampungan

surabayapagi.com
Panen sayur hidroponik di RT 10 RW 03 Jalan Ikan Dorang Baru 1, Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan, Kota Surabaya beberapa waktu lalu. ( SP/ANT/DLH Surabaya)

SURABAYAPAGI, Surabaya - Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mendorong pembentukan kelompok wanita tani di perkampungan Kota Pahlawan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian menjaga lingkungan sekitar.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Suharto Wardoyo menjelaskan, saat ini sudah ada beberapa kelompok wanita tani (KWT) yang terbentuk di Surabaya. "Mereka (KWT) yang menggagas pekarangan pangan lestari," kata Suharto, Senin (29/11).

Baca juga: Pengerjaan Capai 43 Persen, RSUD Surabaya Timur Target Tuntas Tahun iniĀ 

Suharto mencontohkan, salah satu KWT di Surabaya yang berhasil meraih penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni KWT Dorang Cinta di RT 10 RW 03 Jalan Ikan Dorang Baru 1, Kelurahan Perak Barat, Kecamatan Krembangan, Surabaya.

"Beberapa hari lalu, saya berkunjung ke kampung itu saat panen sayur hidroponik. Memang di kampung itu banyak budidaya sayur dengan hidroponik," ujarnya.

Baca juga: Pengerjaan RSUD Surabaya Timur Capai 43 Persen

Selain kampung tersebut, ada sembilan kampung lainnya yang juga mendapatkan penghargaan Proklim KLHK yakni yakni RW 3 Kelurahan/Kecamatan Jambangan, RW 6 Kelurahan/Kecamatan Sambikerep, RW 6 Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo.RW 1, RW 2, RW 4 dan RW 5 Kelurahan/Kecamatan Jambangan, RW 1 Kelurahan Banjar Sugihan, Kecamatan Tandes dan RW 2 Kelurahan Bringin, Kecamatan Sambikerep.

"Kami terus melakukan pembinaan pelestarian ekosistem lingkungan secara makro. Sedangkan untuk pembinaan kampung ada di DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian)," ujarnya.

Baca juga: Libur Panjang 8-12 Mei, Pelanggan KAI Daop 8 Surabaya Meningkat 20%

Ia berharap 10 kampung peraih penghargaan proklim tersebut menjadi percontohan bagi kampung lainnya di Kota Surabaya. Menurutnya, saat ini sudah banyak yang juga studi banding ke kampung-kampung tersebut.

Suharto menjelaskan, pekarangan pangan lestasi semacam ini merupakan sinergi antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemkot Surabaya, dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengembangkan ekosistem lingkungan sekitarnya. "Kami akan terus mendorong terciptanya kampung-kampung semacam ini," katanya.sb2/na

Editor : Mariana Setiawati

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru