Eksis jadi Pengrajin Jaran Kepang Hingga Luar Kota

surabayapagi.com
Bahtiar Romadoni, pengrajin jaran kepang. SP/ KDR

SURABAYAPAGI.com, Kediri - Jaran kepang menjadi bagian dari kesenian jaranan dan sangat digandrungi masyarakat. Banyaknya peminat jaranan ini menjadi peluang besar bagi pengrajin. Salah satu pengrajin jaran kepang itu adalah Bahtiar Romadoni, warga Kabupaten Kediri sejak 2014. Selain membuat jaran kepang, Doni juga dikenal ahli menabuh gendang dan penunggang jaran kepang.

Dia sendiri yang menyiapkan bahan-bahan, lalu menganyam, hingga memberi warna agar tampil lebih menarik. Untuk membuat jaran kepang ukuran paling besar, yaitu 125 cm, Doni memerlukan waktu sekitar 3 hari pengerjaan.

Baca juga: Mantan Buruh yang Sukses Jadi Peternak Sapi

Hasil karyanya sudah dikenal hingga luar Kota Kediri. Bahkan, Bahtiar juga punya pelanggan tetap dari grup-grup jaranan yang terkenal. "Selain membuat karya yang baru, saya juga biasa menerima order perbaikan jaran kepang," ujarnya, Rabu (2/6/2021).

Selain itu, ada yang menarik dari karya Doni ini, yaitu badan jaran kepang yang biasanya terbuat dari anyaman bambu, diganti menggunakan plastik strapping yang biasa dipakai untuk keperluan tali menali. Bahan anyaman tali plastik ini diklaim mempunyai daya tahan yang lebih kuat dibanding dengan anyaman bambu.

"Kalau untuk pajangan memang bagus dari anyaman bambu. Tapi kalau sering dimainkan, kuat bahan strapping," ujarnya.

Baca juga: Dari Jajanan Ndeso, Kini Rambah Retail Modern dan Ekspor

Selain menjual jaran kepang di rumahnya, Doni juga memasarkan hasil kerajinannya secara online melalui media sosial instagram. Produk kerajinan jaran kepangnya terdiri dari berbagai ukuran. Untuk jaran kepang ukuran 40 cm dibanderol dengan harga Rp 100.000, ukuran 75 cm dijual seharga Rp 250.000, ukuran 90 cm dijual seharga Rp 450.000, serta ukuran 125 cm dijual seharga Rp 750.000.

Doni mengaku mempunya prinsip yang dipegang kuat, yakni soal kualitas. Dia tidak segan membatalkan pesanan, jika pembeli meminta penyelesaian jaran kepang dipercepat. Pembatalan itu dipilih karena pembuatan jaran kepang memerlukan banyak proses, mulai dari memilih bahan hingga pengecatan.

Baca juga: Sukses Produksi Makanan dan Minuman Janggelan

Jika ada proses yang kurang maksimal maka akan mempengaruhi kualitas itu sendiri. "Saya harus jaga nama saya" tegasnya. Doni mempunyai cita-cita untuk mengembangkan usahanya, namun masih terkendala modal.

Selama ini omsetnya setiap bulan rata-rata Rp 3,5 juta. Namun uang tersebut masih diputar untuk membiayai pemesanan selanjutnya. "Karena gak semua pemesan beres dipembayaran," ungkapnya. Dsy4

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru