SURABAYAPAGI.com, Ponorogo - Kabupaten Ponorogo, diberkahi dengan berbagai tanaman yang tumbuh dengan subur. Satu di antara tanaman yang tumbuh subur di sana, yakni janggelan atau cincau hitam (mesona palustris). Peluang tersebut lantas dimanfaatkan Lusia Widiarini untuk mengolah janggelan karena sangat jarang orang yang memproduksi bahan makan atau minuman dari janggelan.
Lusi membeli Janggelan dari petani di desanya yang memang membudidayakan Janggelan. Perkilogramnya ia membeli janggelan dengan harga hanya Rp 500. Diawal usahanya omzet yang didapat hanya Rp 1 juta perbulan.
Baca Juga: Program Makan Bergizi Gratis Dapat Bangkitkan UMKM
Namun, karena konsisten menjaga kualitas, usaha janggelan Lusi terus berkembang. Kuncinya, selain menjaga kebersihan, Lusi tak ingin menggunakan pemanis buatan sebagai bahan pembuatan produksinya tersebut.
Saat ini, omzet janggelan produksi Lusi mencapai Rp 100 juta. Bahkan saat bulan Ramadan dan Idul Fitri tiba, omzet penjualan nya bisa naik hingga 10 kali lipat. Saat ini, Janggelan di pasaran dijual dengan harga Rp 3ribu perkilogramnya.
Namun Lusi memilih untuk membeli Janggelan dengan harga Rp 8-10 ribu perkilogram. Permintaan Janggelan Lusi tersebar di sejumlah daerah mulai dari Jawa Timur hingga luar pulau.
Walaupun banyak kirim ke luar daerah, menurut Lusi permintaan paling banyak tetap berasal dari dalam Kabupaten Ponorogo. Saat ini Lusi mempekerjakan 35 karyawan yang tak lain adalah tetangganya sendiri. Dalam sehari, Lusi mampu memproduksi 1.500 botol Janggelan kemasan 350 mililiter. Serta 18.500 cup isi 120 mililiter yang dikemas dalam satu kardus berisi 24 cup janggelan.
Baca Juga: Komitmen Dorong UMKM Naik Kelas, Pemkot Malang Optimalkan CSR
Menurut Lusi, selain menyegarkan, masyarakat Ponorogo menyukai Janggelan buatannya karena mengandung banyak khasiat bagi kesehatan. Dari membantu mengatasi sembelit, panas dalam, maag, hingga darah tinggi, serta mengandung vitamin E yang bagus untuk kulit/
Selain diolah menjadi minuman, saat ini Lusi telah mengembangkan Janggelan menjadi olahan lain, salah satunya adalah camilan stik Janggelan. Inovasi tersebut sebagai strategi pemasaran Lusi agar tidak terlalu berdampak dengan adanya Pandemi Covid-19.
Ketekunan Lusi dalam usaha Janggelan ini telah mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari banyak pihak, salah satunya penghargaan Upakarti UMKM dari pemerintah pusat yang diberikan pada akhir tahun 2020 lalu.
Baca Juga: Sepi Permintaan Pasar, Pelaku UMKM Pindang Ikan Laut Lamongan Meringis
"Menurut saya, usaha Janggelan ini masih mempunyai potensi yang besar ke depannya. Sehingga jika ada yang bingung mau merintis usaha apa, saya sarankan usaha Janggelan saja," tutupnya. Dsy1
Editor : Redaksi