Kebijakan Gas Murah Tingkatkan Nilai Investasi Rp192 Triliun

surabayapagi.com
Stasiun pengisian gas milik PT Aneka Gas Industri. SP/ Kemenperin

SURABAYAPAGI.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan kebijakan gas industri dengan harga murah untuk meningkatkan investasi. Perluasan implementasi gas murah tersebut ditujukan kepada 13 sektor industri di luar Perpres 40 Tahun 2016.  

Ke 13 sektor industri tersebut adalah industri ban, makanan dan minuman, pulp dan kertas, logam, permesinan, otomotif, karet remah, refraktori, elektronika, plastik fleksibel, farmasi, semen, dan asam amino.

Baca juga: Pengaturan Impor PE dan PP tak Memerlukan Pertimbangan

Widodo Santoso, Ketua Asosiasi Semen Indonesia mengatakan kebutuhan harga gas murah khususnya dibutuhkan produk semen putih. Menurutnya saat ini harga gas yang digunakan pelaku usaha masih tinggi sehingga harga jualnya tidak kompetitif di pasar luar negeri.

"Selain ekspor, semen putih ini juga untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur dan perumahan di seluruh Indonesia," ujarnya, Jumat (25/6/2021).

Asosiasi Semen Indonesia berjanji jika diberikan harga gas murah, akan meningkatkan utilisasi, produktivitas dan investasi di dalam negeri.

Direktur Industri Kimia Hulu Kementerian Perindustrian Fridy Juwono mengatakan dari 176 perusahaan yang menerima harga gas tertentu saat ini, 29 perusahaan di antaranya sudah melaporkan rencana menambah investasi dengan nilai berkisar Rp192 triliun.

Baca juga: Perizinan Impor Dipersulit, Pengusaha Sepatu Lokal Ketar-ketir Produksi Macet

"Jumlah proyeknya ada 53 dan di antaranya akan melibatkan ekspansi dari perusahaan multinasional," katanya.

Fridy menyebut investasi paling besar berasal dari sektor pupuk dan petrokimia dengan 16 proyek dari 11 perusahaan yang nilai investasinya mencapai Rp112,86 trilun. Selanjutnya dari sektor baja dengan 17 proyek dari 6 perusaan yang nilai investasinya mencapai Rp70,98 triliun.

Rencana investasi lain yakni dari sektor oleokimia dengan jumlah proyek 5 dari 4 perusahaan yang nilai investasinya sebesar Rp4,54 triliun.

Baca juga: Pasar Malem Tjap Toendjoengan Jadi Penggerak Ekonomi Lokal

Kemudian ada dari sektor sarung tangan karet dengan 5 proyek dari 3 perusahaan yang nilai investasinya sebesar Rp567 miliar. Terakhir, dari salah satu perusahaan kaca dengan nilai investasi Rp174 miliar.

"Dampak lain dari harga gas tertentu ini adalah utilisasi industri kaca yang meningkat hingga 100 persen, industri keramik 78 persen, dan industri baja 51,2 persen," ujar Fridy.

Selain itu, dari sisi ekspor komoditas oleokimia mencatatkan peningkatan hingga 26 persen sepanjang 2020. Dari ekspor keramik juga meningkat 25 persen pada tahun lalu. Dsy10

Editor : Redaksi

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru