SURABAYAPAGI.com, Madiun – Madiun, Jawa Timur kembali memasuki untuk tahap penyuntikan kedua vaksin Covid-19. Sebanyak 4.240 dosis vaksin tahap kedua yang datang ini diterima langsung oleh Walikota Madiun, Maidi pada Sabtu, (31/1/2021). 4.240 dosis vaksin tahap kedua tersebut disimpan di Gudang Perbekalan Kesehatan Kota Madiun sebagai tempat penimpanan sementara.
Maidi mengungkapkan jika pendistribusian ribuan vaksin tahap kedua ini masih diprioritaskan untuk tenaga kesehatan dan medis di Madiun. Ia mengatakan vaksin tahap pertama sudah dilakukan beberapa pekan lalu. Ada setidaknya 3.955 nakes Madiun telah disuntik vaksin Sinovac.
Baca juga: Pedagang di PSC Raup Rp 3 Juta Sehari Selama Libur Lebaran
"Setiap orang kan mendapat jatah dua kali vaksinasi. Yang ini nanti juga masih untuk tenaga kesehatan. Tidak usah khawatir, pendistribusian vaksin pastinya akan terus berjalan,” ungkap Maidi (31/1/2021).
Walikota Madiun tersebut mengungkapkan pendistribusian vaksin tahap kedua lebih cepat diluar perkiraan, yaitu pekan depan. Akan tetapi, vaksin tahap kedua ini justru dikirim empat hari setelah distribusi yang pertama. Selanjutnya, Maidi mengungkapkan pengiriman vaksin nantinya akan berkala menyesuaikan dengan kemampuan vaksinator.
Baca juga: Bulog Madiun Pastikan Stok Beras Selama Ramadhan Aman
"Kalau proses vaksinasi bisa cepat maka kapasitas tempat penyimpanan longgar. Untuk itu vaksin bisa langsung dikirim lagi. Ini kita upayakan cepat agar vaksinasi juga segera sampai ke masyarakat," imbuhnya.
Pada tahap pertama, Selasa (26/1/2021) Pemerintah Kota Madiun telah menerima jatah 3.040 vaksin. Sehari kemudian vaksinasi sinovac dilakukan, mulai dari Walikota Madiun Maidi hingga beberapa tokoh agama dan perwakilan organisasi profesi. Kemudian dilanjutkan ke 13 fasilitas kesehatan Madiun.
Baca juga: Pemkab Madiun Fokus Kembangkan IKM Sektor Pertanian
Perlu diketahui kasus Covid-19 di Madiun pada awal Januari 2021 jumlahnya terus menaik hingga tembus 500 kasus, yang terbaru pada Minggu (31/1/2021) ada lima orang yang terpapar Covid.Arb2
Editor : Redaksi