RSLI Sembuhkan 9 Pasien Varian Delta

surabayapagi.com
Para pasien covid-19 yang dinyatakan sembuh usai dirawat selama 14 hari di RSLI. SP/ Semmy Mantolas

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Sembilan pasien varian baru strain India, Delta B.1.617.2 yang dirawat di Rumah Sakit Lapangan Indrapura dinyatakan sembuh oleh Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP).

Penanggungjawab Rumah Sakit Lapangan Indrapura Surabaya, Laksamana Pertama TNI dr. I Dewa Gede Nalendra Djaya Iswara dalam keterangan resminya menjelaskan, pasien varian baru tersebut sembuh usai menjalani perawatan selama 15 hingga 16 hari di RSLI.

Baca juga: Dokter Paru Mereaksi Jokowi Soal Endemi

"Sesuai KMK mereka telah menjalani perawatan lebih dari 10 hari dan dengan swab PCR dua kali negatif mereka dinyatakan sembuh. Dua pasien bisa pulangsetelah 14 hari perawatan,sisanya pulang setalh 15 dan 16 hari perawatan dan pengobatan di RSLI," kata dr. Nalendra, Kamis (24/6/2021).

Kendati telah dinyatakan sembuh, dr. Nalendra sampaikan, para penyitas varian baru tersebut tetap menjalani isolasi mandiri 3-5 hari guna memastikan kondisinya benar-benar baik serta tidak ada gejala susulan yang muncul serta kondisi tubuh mengalami pemulihan.

Selama menjalani isolasi mandiri tambahan tersebut, para penyitas ini akan dimonitoring oleh PKM dan Dinkes setempat serta mendapatkan dampingan dari Relawan Pendamping PPKPC-RSLI untuk membantu mengatasi permasalahan non-medis pasca pemulangan.

Berdasarkan kejadian ini, ia tegaskan agar masyarakat tidak khawatir dengan virus covid-19 varian baru. Karena virus varian baru pun bisa disembuhkan dengan perawatan yang holistik.

"Bahwa varian baru bisa disembuh, kita bisa beradaptasi dengan virus.  Kunci pada protokol kesehatan dan daya tahan tubuh (imun) pasien," tegasnya.

Hingga siang ini pukul 13:33, jumlah pasien yang dirawat di RSLI sebanyak 291 orang. Jumlah ini berkurang dari hari sebelumnya yang mencapai 346 orang. "Hari ini (Kamis, red) ada wisuda penyintas atau pemulangan sejumlah 52 orang, 31 diantaranya pasien dari klaster Bangkalan," katanya

Kendati telah berkurang bukan berarti penyebaran virus covid-19 menurun. Menurut dr. Nalendra, kurang lebih sekitar 113 orang yang telah masuk dalam daftar tunggu pasien (inden) dan diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah.

Pasien inden ini berasal dari berbagai kluster. Selain kluster bangkalan, ada pula pasien yang berasal dari kluster keluarga dan umum, yang tersebar diberbagai daerah baik Surabaya serta daerah lain seperti Sidoarjo, Gresik dan kota sekitarnya.

Baca juga: Awas Covid-19 Varian Kraken, Tingkat Penularannya Cepat

Banyaknya antiran pasien ini, membuat pihak RSLI terus meningkatkan layanan dan kapasitas rumah sakit. Mengingat, jumlah tempat tidur yang ada di RSLI adalah sebanyak 410 bed.

"Kami selalu siap menjalankan tugas negara, memberikan layanan bagi penderita covid-19 semaksimal yang bisa kami berikan. Semoga masyarakat tetap mejalankan protokol kesehatan dengan baik dan konsisten sehingga tidak terjadi lonjakan penderita covid-19 dan pandemi segera berakhir," tegas dr. Nalendra.

 

RS Lapangan di Bakorwil

Sementara itu, dengan kenaikan kasus baru Covid-19 di Jatim hingga tiga daerah dinyatakan status Zona Merah yakni Bangkalan, Ngawi dan Ponorogo membuat pimpinan DPRD Jatim berupaya ikut mendorong Pemprov Jatim melakukan langkah-langkah antisipatif dan masukan untuk melokalisir sebaran Covid-19 tidak semakin meluas ke seluruh wilayah Jatim.

Baca juga: PPKM Dicabut, Dinkes Kabupaten Mojokerto Tetap Siagakan Ruang Isolasi

Wakil ketua DPRD Jatim, Ahmad Iskandar menyatakan bahwa pimpinan DPRD Jatim mendorong Pemprov Jatim segera mendirikan rumah sakit lapangan minimal di setiap Bakorwil tanpa menunggu Zona Merah di Jatim semakin banyak.  

"Rumah Sakit Lapangan itu untuk merawat pasien tanpa gejala (OTG) atau yang gejalanya ringan, sehingga karantina mandiri bisa dikurangi dan korban yang meninggal bisa diminimalisir karena mendapat penanganan yang lebih optimal," kata politikus asal Partai Demokrat saat dikonfirmasi Kamis (24/6/2021) usai rapat pimpinan DPRD Jatim.

Selain pendirian Rumah Sakit Lapangan, lanjut Iskandar, DPRD Jatim juga mendorong vaksinasi dipercepat dan diperluas sehingga kekebalan komunitas (Herd Immunity) bisa segera terwujud. "Kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi tertular atau menularkan covid-19 perlu mendapat prioritas," harap pria asli Sumenep Madura ini.

Ia juga berharap masyarakat tidak terlalu mempersoalkan soal kebijakan pelonggaran jembatan Suramadu agar tidak timbul persoalan lagi permasalahan sosial akibat adanya diskriminasi penanganan Covid-19.  

"Yang penting itu masyarakat mau mengikuti dan mentaati anjuran pemerintah untuk melaksanakan protokol kesehatan. Gak mungkinlah pemerintah itu mempersulit rakyatnya. Solusi itu demi kebaikan bersama, yang penting pengawasan PPKM Mikro diperketat," pungjas Ahmad Iskandar. sem/rko/cr3/rmc 

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru