Sudah 10 WNI Tertular Mutasi Corona India

surabayapagi.com
Beberapa penumpang keluar dari pintu kedatangan domestik di Bandara International Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/4/2021). Hingga Selasa kemarin, tidak ada WNA asal India yang tiba di Surabaya. SP/Patrik Cahyo

 

Warga Jatim Belum Ditemukan, Kecuali Warga Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan Selatan

Baca juga: Perayaan Nyepi: Bandara Juanda Normal, Penerbangan ke Bali Dihentikan Sementara

 

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Alhamdulillah! Ucapan ini yang patut disampaikan warga Jawa Timur. Paling tidak untuk sementara sampai Selasa (27/4). Data di Kemenkes Jakarta, meski kini telah terdeteksi ada 10 warga Indonesia yang tertular mutasi dari India. Tapi mutasi corona tak menyentuh warga Jatim.

Saat ini Imigrasi Kelas I Khusus TPI Surabaya Juanda, bersama PT Angkasa Pura I Bandara Juanda Surabaya terus melakukan pembatasan untuk WNA asal India. Bahkan, Imigrasi dan Bandara Juanda akan membatasi kedatangan WNA yang tidak memiliki kegiatan mendesak di Indonesia.

 

Tak Landing di Juanda

Menurut Kabid Humas Imigrasi Juanda Guntur Sahat Hamonangan, Selasa (27/4/2021), kedatangan WNA India hingga Selasa sorw kemarin, tidak ada yang landing di Bandara Juanda. Bahkan, pihaknya sudah tidak memperbolehkan seluruh WNA yang tidak memiliki keperluan khusus, untuk masuk Indonesia.

“Sejak 24 April 2021 pemberlakukan larangan WNA India tidak boleh masuk ke Indonesia, dari data WNA India tidak terdata melakukan perlintasan di bandara juanda,”ungkapnya saat dihubungi oleh wartawan Surabaya Pagi, Selasa (27/4/2021).

Ia menjelaskan bahwa Imigrasi Juanda mengantisipasi tidak hanya untuk WNA India, tetapi WNA lainnya untuk masuk ke Bandara Juanda.

“Kita pulangkan jika ada WNA yang masuk ke Bandara Juanda baik itu warga negara asing selain India  maupun WNA yang pernah ke India. Meskipun ada surat ijin untuk tinggal di Indonesia atau punya passport tetap ditolak atau dikembalikan ke negara aslinya,” imbuhnya.

 

Tak ada Warga India

Sementara dari pantauan Surabaya Pagi di Terminal Kedatangan Internasional dan Kedatangan Domestik Bandara Juanda, Selasa (27/4/2021) kemarin, selama kurang lebih 2-3 jam, tidak terpantau adanya WNA India dan warga keturunan India yang datang di kota Surabaya.

Bahkan, dalam tiga hari terakhir, beberapa WNA India tidak terlihat. Hanya saja ada dua orang keturunan India yang datang di Bandara Juanda. Namun, dua orang keturunan India itu merupakan WNI, dan baru saja melakukan perjalanan dari Balikpapan.

Hal ini diungkapkan salah satu porter Bandara Juanda saat ditemui Surabaya Pagi di kedatangan domestik Bandara Juanda. Porter yang enggan namanya dikorankan ini menyebut, pernah mengantar barang-barang bawaan dua orang, suami istri dengan wajah seperti orang India.

"Ada sih mas, kayaknya suami istri. Yang laki tinggi, dan yang perempuan gak seberapa tinggi. Tapi lebih tinggi dari saya. Yah wajahnya mirip-mirip India gitu. Tapi dia fasih bahasa Indonesia. Ternyata tinggalnya di Surabaya, dia baru datang dari Balikpapan," kata porter itu.

Porter yang sudah bekerja di Bandara Juanda lebih dari 6 tahun ini menyakini tidak pernah melihat WNA India yang masuk ke Bandara Juanda dalam sepekan terakhir. Bahkan, dirinya juga merasa khawatir. "Makanya, beberapa petugas sudah siaga kok disana. Katanya, memang dibatasi. Ngeri juga khan negaranya tambah melonjak, jangan sampai nyebar kesini. Di Jakarta khan ada yang lolos yah mas?" cerita porter itu.

Sementara, saat Wartawan Surabaya Pagi konfirmasi Humas PT Angkasa Pura I Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Yuristo Ardi Hanggoro. Hingga Selasa (27/4/2021) pukul 20:00 WIB, masih belum bisa memberikan statement terkait dengan kebijakan pembatasan WNA yang masuk di Bandara Juanda

 

Mutasi Covid dari India

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui mutasi Covid-19 dari India sudah masuk Tanah Air. Sampai Senin (26/4/2021) sudah ada 10 warga yang tertular mutasi dari India.

“Sedikit membahas penyebab pertama bahwa mutasi virus baru menigkatkan kasus di India. Virus itu sudah masuk juga di Indonesia, ada 10 orang yang kena,” tegas Menkes Budi secara virtual, Senin (26/4/2021).

Baca juga: Kemenkes: Covid-19 di Indonesia Melonjak Total 6.223 Kasus, Didominasi Subvarian EG.5

Budi melanjutkan, sedikitnya 6 kasus di antaranya adalah kasus impor. Bahkan sudah ada 4 transmisi lokal. “Kasus impor dan transmisi (penularan) lokal. Dan ini yang kita perlu jaga. Dua pasien di Sumatera, satu Jawa Barat, satu Kalimantan Selatan. Jadi untuk provinsi di Sumatera, Jabar, dan Kalimantan kita akan jadi lebih hati-hati untuk mengontrol apakah ada mutasi baru tersebut atau tidak,” ungkapnya.

 

Tolak Masukan Orang Asing

Menurut Menkes, pemerintah sudah menangguhkan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas dan menolak masuknya orang asing yg memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India, sebelum masuk ke Indonesia. Kedua, kata dia, untuk WNI masih boleh masuk, tapi protokol kesehatannya diperketat. Mereka harus dikarantina selama 14 hari.

“Untuk WNI yang 14 hari terakhir pernah mengunjungi ke India, tetap diizinkan masuk tapi harus dikarantina 14 hari,” jelasnya.

Titik kedatangan juga sudah diatur hanya di Soekarno Hatta, Juanda, Kualanamu, dan Samratulangi. Pelabuhan lautnya juga hanya di Batam, Tanjung Pinang dan Dumai.

 

Ribuan Tenaga Migran Masuk

“Kami pastikan semua yang pernah datang atau mengunjungi India akan di whole genome sequenzing (dilacak mutasi virusnya) agar kita bisa melihat apakah terjadi mutasi baru atau tidak,” katanya.

Protokol kesehatan juga dilakukan untuk tenaga migran Indonesia, sebab sudah ada puluhan ribu tenaga migran yang masuk. Sehingga titik-titik seperti Batam, Kepulauan Riau, perbatasan Sabah akan diperkuat skriningnya dan proses karantinanya.

“Karena ada mutasi virus baru yang masuk. Jadu kita harus perketat seluruh perbatasan. Semua titik masuk-masuk kita, agar mutasi baru ini tidak masuk terus-terusan ke Indonesia,” jelasnya.

 

Baca juga: Berhasil Gagalkan 399 Ribu Ekor Selama 2023, KKP dan Otoritas Bandara Juanda Siap Perangi Penyelundupan BBL

Amati Gelombang Baru

Menteri Luar Negeri RI, Retno LP Marsudi meminta masyarakat Indonesia untuk memperhatikan dan belajar dari perkembangan terkait pandemi Covid-19 yang terjadi di dunia, terutama kemunculan gelombang baru di sejumlah negara.

"Kita harus mencegah agar kejadian serupa tidak terjadi di Indonesia," ujar Retno dalam konferensi pers kedatangan kiriman vaksin AstraZeneca gelombang kedua, yang diperoleh dari skema Covax, dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Senin (26/4/2021) malam.

Dalam kesempatan tersebut, Menlu menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap gelombang baru pandemi Covid-19 yang muncul di sejumlah negara di dunia serta kemunculan varian-varian baru di berbagai negara.

"Kita juga melihat kebutuhan dunia akan vaksin semakin meningkat dan di sana sini kita melihat terjadinya perlambatan pengiriman vaksin di seluruh dunia," ujar dia.

Di tengah itu semua, lanjut Menlu, pemerintah Indonesia terus berupaya memastikan keamanan pasokan vaksin untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun demikian, diperlukan kerja sama semua pihak untuk dapat melawan virus bersama-sama.

"Upaya mencegah itu dapat dilakukan jika kita semua terus disiplin menjalankan protokol kesehatan. Jangan pernah lengah. Perang melawan Covid-19 masih jauh dari selesai," katanya.

Menlu Retno pun menyerukan kepada semua komponen masyarakat untuk terus menaati protokol kesehatan secara konsisten, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.

Pangdam V/Brawimaya, Mayjend TNI Suharyanto mewanti-wanti pemberlakukan protokol kesehatan untuk pekerja migran Indonesia (PMI) yang masuk ke Jatim, jelang lebaran ini. Menurutnya, jumlah pekerja migran saat ini cukup banyak yakni mencapai ribuan.

"Untuk kemarin saja, hampir 2.000 PMI. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Apalagi para PMI ini disinyalir membawa virus-virus varian baru, membawa virus yang belum terdeteksi," ujarnya di lapangan Mapolda Jatim, Senin (26/4/2021).

"Untuk kemarin saja, hampir 2.000 PMI. Ini menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Apalagi para PMI ini disinyalir membawa virus-virus varian baru, membawa virus yang belum terdeteksi," ujarnya di lapangan Mapolda Jatim, Senin. pat/nt/jk/erk/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

Ekonomi dan Bisnis
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru