Kadiv Humas Tak Mereaksi, IPW Yakin Buatan Internal Polri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 18 Agu 2022 21:07 WIB

Kadiv Humas Tak Mereaksi, IPW Yakin Buatan Internal Polri

Terkait Sebaran Grafis 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' di Media Sosial. Disebutkan Tiap Tahun ada Setoran Rp 1,3 Triliun dari Jaringan Judi Online se-Indonesia

 

Baca Juga: Pembunuh Mahasiswi di Malang Tertangkap Hampir 2 Tahun

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Sejak Rabu malam sampai Kamis semalam, beredar Grafis empat halaman berjudul 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' . Sebaran ini menulis ada Setoran Rp 1,3 Triliun Pertahun dari jaringan judi online se Indonesia. Seberapa benar grafis ini. Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo dan Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, memberi tanggapan. Bahkan beberapa jam sebelumnya, mantan Menko Kemaritiman Rizal Ramli dan pengamat politik Rocky Gerung, lebih dulu mengunduh.

 

Lima Jenderal

Dalam grafis yang beredar, setidaknya ada lima jenderal bintang dua Polri yang diduga terlibat bisnis gelap itu. Ada jenderal kini menjabat Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imron, Kapolda Jatim Irjen Nico Afianta dan Kapolda Sumut Irjen Panca Simandjuntak.

Menanggapi grafis ini, Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo enggan menjawab terkait bagan tersebut. Ia menegaskan, saat ini Inspektorat Khusus (Itsus) Polri masih fokus kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

 

Bukan Sekadar Bagan Biasa

Sementara Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menduga grafis berjudul 'Kaisar Sambo dan Konsorsium 303' bukan sekadar bagan biasa. Apalagi di dalamnya memuat informasi detail terkait dugaan perwira tinggi Polri yang menjadi 'beking' bandar judi.

Sugeng tak menampik ada beberapa nama di dalam grafis itu dulu pernah bekerja dengan Ferdy Sambo dalam Satgas Khusus Merah Putih. Ia percaya grafis itu buatan internal Polri yang berseberangan dengan kelompok Sambo.

 

Diposting tanggal 17 Agustus

Akun twitter @opposite090192 menyebarkan 4 gambar grafik Kaisar Sambo yang sudah disukai 8.395 dan dicuit ulang sebanyak 3.900 kali. Gambar tersebut beredar lengkap dengan nomor HP para pejabat Polri dan sipil yang terlibat.

Skema ini diposting oleh akun opposite090192 pada tgl 17 Agustus 2022 jam 19:07, Hingga jam 11:15 WIB Kamis siang kemarin (18/8/2022), telah diretweet 4.418 kali, dan dikomentari 1.410. Sementara yg ngelike 12.300.

Dalam unggahannya, akun @Opposite090192 menyebut soal Project 2024. Proyek ini bertujuan untuk menjadikan FS sebagai Kapolri di tahun 2024.

"FS bersama dengan Irjen Sowondo Nainggolan, Irjen Adi Deriyan memimpin operasi Capres Potensial, mendukung calon RI 1 dengan dana judi. TARGET: menjadikan FS sebagai KAPOLRI di 2024 sehingga Konsorsium 303 tetap berjalan. Demikian tulis grafik sebanyak empat lembar.

 

Baca Juga: Wanita di Koper itu Hasil Perselingkuhan dan Bisnis Seks

Ada Nama Warga Surabaya

Dalam grafik ini ditulis beberapa nama warga Surabaya yang selama ini dikenal kalangan pejudi. Misal StevenNdut. Juga ada grazy Rich Surabaya Tom Liwata, lengkap dengan nomor HPnya. Ada juga konsorsium Surabaya, PM dan YL. Ada bandar judi Batam, A, konsorsium Jabar SL, sampai konsorsium Sumut Ap. Jaringan Judi beromset Rp 1,3 Triliun. Sampai semalam, Tom Liwafa dan Steven Setiono, membantah melalui akun Instagramnya. Tom Liwafa mengklarifikasi dengan mengunggah melalui postingan instastory. Sedangkan, Steven, memposting video reels di akun instagram.

 

Segala Jenis Perjudian

Akun Twitter Opposite dengan narasi soal konsorsium 303, merujuk pada segala jenis tindak pidana perjudian. Dalam data dan narasi yang ditampilkan, akun ini menyebut bahwa mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo berada di pucuk bagan atau grafik dan disebut sebagai “Kaisar Sambo”. Dia membawahi banyak sekali orang dan disebut-sebut sebagai bos bendahara judi online.

Sejumlah nama nampak dicatut di dalamnya, lengkap dengan data pribadi seperti nomor handphone, dan disebutkan perannya dalam konsorsium 303.

 

Polri Diminta Dalami Skema

Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo meski enggan menjawab terkait bagan itu, Dedi masih menjelaskan Inspektorat Khusus (Itsus) Polri masih fokus tangani kasus pembunuhan berencana Brigadir J oleh Irjen Ferdy Sambo.

Baca Juga: Di Jakarta, Perempuan BO tak Tampak ABG, Agresif Tawarkan Diri

Sementara Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, menegaskan dalam pengalamannya skema semacam itu dibuat penyidik di internal Polri ketika sedang menangani suatu perkara. Karena grafis lengkap sampai ada mapping dan informasi detail hingga ke nomor kontak orang-orang tertentu.

"Saya melihat skema semacam itu dibuat oleh polisi dalam pemaparan penanganan kasus. Jadi, patut diduga informasi ini dipasok dari dalam (kepolisian). Karena informasi itu pasti diperoleh dari suatu hasil penyidikan atau investigasi. Kan yang memiliki kemampuan untuk mengambil data-data itu kepolisian. Itu kan memang kewenangan mereka," ungkap Sugeng kepada IDN Times melalui telepon, Kamis (18/8/2022).

Maka itu, Sugeng mendesak Polri agar mendalami skema itu. Namun, dalam proses pendalamannya, kepolisian juga harus menghormati asas praduga tak bersalah. Sebab, belum tentu nama-nama yang disebut di grafis tersebut bersalah.

"Kan di grafis itu ada yang disebut nama-nama secara gamblang, lengkap dengan nomor telepon. Analisis sementara saya, informasi ini sengaja disebar oleh pihak-pihak yang berseberangan dengan Pak Sambo dan kelompoknya," kata dia.

Sebab, bila memang dugaan menjadi 'beking' judi itu diselidiki secara resmi oleh kepolisian, maka hal ini akan diselidiki secara pro justisia dan profesional. Bukan malah identitas dan data pribadi disebarkan ke publik.

"Ini salah satu bentuk persaingan di dalam (kepolisian) untuk menduduki jabatan-jabatan strategis (di kepolisian)," tutur Sugeng.

Sebuah sumber Surabaya Pagi di Mabes Polri yang dihubungi Kamis siang mengatakan, tidak semua skema di grafis itu benar.

Tapi sumber ini mengakui penyebutan nama yang disebut bandar judi dari Medan, Batam, Bali dan Surabaya, bukan rahasia lagi. “Nama-nama orang itu familier di kalangan pejabat Kepolisian,” sebutnya. n rmc/idn/jk

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU