Inflasi RI Capai Angka 5,95% yoy, Jokowi: Harus Kita Syukuri

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 11 Okt 2022 12:56 WIB

Inflasi RI Capai Angka 5,95% yoy, Jokowi: Harus Kita Syukuri

i

Presiden Joko Widodo.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi September 2022 sebesar 5,95% secara tahunan atau year on year. Kenaikan inflasi sendiri dipicu oleh penyesuaian harga BBM subsidi jenis Pertalite maupun Solar beberapa waktu lalu.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menilai angka inflasi tersebut masih terkendali dan patut untuk disyukuri. Mengingat, sejumlah negara justru mencatatkan lonjakan inflasi secara drastis.

Baca Juga: Dipicu Harga Beras, BPS: Tren Inflasi Kota Madiun Alami Penurunan

"Inflasi masih terkendali setelah kenaikan harga BBM. Kita masih di angka di bawah 6%, di 5,9%, ini tetap harus kita syukuri. Karena kalau kita bandingkan di Argentina sudah 83,5 persen," kata Jokowi dalam acara Investor Daily Summit 2022 di Jakarta Convention Center, Selasa (11/10/2022).

Sebelumnya, Inflasi Indonesia diprediksi menyentuh 6,8%. Namun, berkat kolaborasi semua pihak Indonesia berhasil menjaga inflasi di bawah 6%.

Baca Juga: BPS: Produk China Dominasi Impor Nonmigas RI

"Artinya moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan, karena yang saya lihat di dalam keseharian, antara bank sentral (BI) dan Kementerian Keuangan berjalan beriringan. Berjalannya rukun tidak saling tumpang tindih,"urainya.

Berdasarkan pantauan BPS, dari 90 kota yang diamati pergerakan harganya, sebanyak 88 kota mengalami inflasi. Selain itu, Kelapa BPS Margo Yuwono mengatakan bahwa Inflasi yang terjadi di September 2022 sebesar 1,17 persen itu merupakan inflasi tertinggi sejak Desember tahun 2014. Pada saat itu terjadi inflasi 2,46 persen sebagai akibat kenaikan harga BBM pada November 2014.

Baca Juga: BPS: Impor Beras RI per Januari – Februari 2024 Tercatat 880,82 Ribu Ton

Maka dari itu, untuk menjaga daya beli masyarakat di kondisi ini, pemerintah telah menyiapkan dana bantuan sosial sebesar Rp 502,6 triliun. Meskipun sangat besar, Jokowi menganggap hal ini perlu demi menjaga daya beli masyarakat. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU