Menteri ESDM: Cadangan Minyak RI Bisa Habis Dalam 15 Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Rabu, 19 Okt 2022 10:17 WIB

Menteri ESDM: Cadangan Minyak RI Bisa Habis Dalam 15 Tahun

i

Menteri ESDM Arifin Tasrif.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan bahwa cadangan energi Indonesia dari bahan bakar fosil bisa habis dalam 15 tahun ke depan jika konsumsinya masih sebesar saat ini.

"Jika tidak ada upaya penambahan sumur minyak baru, cadangan bahan bakar fosil kita bisa habis dalam 15 tahun," kata Arifin saat Dies Natalis UNP ke-68 di Padang, Sumatra Barat, Selasa (18/10/2022).

Baca Juga: Kementerian ESDM: Pendaftaran Beli LPG 3 Kg Diperpanjang hingga Mei 2024

Menurut Arifin, Indonesia harus melepaskan diri dari ketergantungan pada bahan bakar fosil. Pasalnya, Indonesia diperkirakan mengimpor 4,2 juta barel minyak per hari pada 2060.

"Jika dibandingkan dengan harga minyak saat ini tentu nilainya sangat besar," ujarnya.

Pada saat ini sumur minyak di Indonesia hanya mampu memproduksi 700 ribu barel per hari dan di tingkat puncak bisa 1,2 juta barel per hari. Kondisi ini menandakan sumur minyak yang ada sudah mulai tua dan termakan usia. 

Sementara itu, konsumsi bahan bakar minyak saja, di Indonesia tercatat ada 120 juta sepeda motor dan jika dalam sehari saja mereka menghabiskan tiga perempat liter maka konsumsi minyak mencapai 700 ribu barel per hari dan itu belum untuk kendaraan roda empat.

Melihat kondisi itu, solusinya, lanjut Arifin, tentu impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Pada saat Covid-19 memang harga minyak dunia turun hingga USD 20 per barel. Namun, saat terjadi krisis Rusia dan Ukraina harganya terus mendaki hingga USD 120 per barel.

"Hal ini membawa dampak ekonomi yang besar dan menyebabkan inflasi di beberapa negara bahkan 28 negara saat ini menjadi pasien IMF," tuturnya.

Baca Juga: Berkat Program Biodiesel Pasar Domestik, Negara Hemat Rp 120 Triliun

Kendati demikian, ada beberapa alternatif yang sudah diambil, mulai dari pencarian sumur baru dan terobosan konversi dari bahan bakar fosil ke energi lain yang bersih dan terbarukan.

"Dulu, Indonesia merupakan produsen migas, sekarang mengimpor minyak. Ini tentu menjadi tantangan kita ke depan," urainya.

Selain itu, Arifin menambahkan, cadangan migas tentu masih ada, dulu yang berada di darat sudah bergeser ke kawasan laut yang dalam bahkan mencapai kedalaman 4.000 meter di bawah laut. Dahulu banyak sumur di Indonesia bagian barat dan sekarang bergeser ke Indonesia bagian timur.

"Kami upayakan melakukan eksplorasi sumber potensi baru dengan melakukan geo survei sedemikian luas dan menemukan lima potensi sumur minyak baru dan saat ini sudah masuk tahap lelang," tandasnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan Konversi 150 Ribu Motor Listrik di 2024

Tak hanya itu, pihaknya sudah bekerja sama dengan perusahaan di bidang pengeboran yang memang memiliki keunggulan dalam hal teknologi.

"Kita akan lakukan pengeboran sumur baru itu dalam waktu dekat," ucapnya.

Lebih lanjut, Arifin mengatakan harus mengundang investor yang memiliki teknologi dan sumber keuangan yang mumpuni sehingga muncul sumur minyak baru.

"Pemerintah saat ini menyiapkan paket penawaran mengundang investasi yang lebih menarik. Dulu kita memang produsen terbesar namun sekarang itu sudah berubah dan kita harus lepaskan diri sebagai negara yang menggunakan bahan bakar fosil," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU