SurabayaPagi, Banyuwangi - Dinas ESDM Jawa Timur melalui Bidang Energi Baru dan Terbarukan (EBT) menyalurkan bantuan PLTS Solar Home System (SHS) di Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Gombengsari, Banyuwangi awal November 2024 lalu.
Kadis ESDM Jatim Aris Mukiyono yang diwakili oleh Kabid EBT Rendy Herdijanto mengatakan bantuan ini untuk mewujudkan desa mandiri.
Baca Juga: RI Gandeng China untuk Tingkatkan Produksi Minyak
"Alhamdulillah masyarakat Petak 1 dan Petak 5 Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Gombengsari, Kabupaten Banyuwangi kini sudah bisa mandiri energi berkat bantuan PLTS Solar Home System (SHS) Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur," kata Rendy dalam keterangannya, Minggu (24/11/2024).
Rendy mengatakan, selama ini masyarakat yang menghuni petak 1 dan petak 5 di Kecamatan Gombengsari mengalami masalah dengan penerangan ketika malam. Masalah tersebut muncul karena lahan yang dihuni selama ini masuk ke dalam kawasan perhutani.
"Lokasi kawasan perhutani yang memang jauh dari jaringan listrik PLN menyebabkan tingginya biaya instalasi tiang listrik maupun kabel listrik untuk masuk ke dalam hunian warga. Medan jalan menuju petak 1 dan petak 5 yang sulit juga menjadi tantangan untuk PLN menyelesaikan masalah penerangan ini," jelasnya.
"Kini masyarakat di petak 1 dan petak 5 sudah mendapatkan akses penerangan melalui bantuan PLTS SHS dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur dan masyarakat merasakan langsung manfaat penerangannya saat malam hari," tambahnya.
Baca Juga: 17 Agustus, akan Diluncurkan Solar Non subsidi
Masyarakat, kata Rendy sebelumnya sudah berupaya untuk mendapatkan penerangan dengan usaha sendiri. Upaya tersebut antara lain menyambung atau mengulur kabel ke lokasi tiang listrik terakhir yang berjarak kurang lebih 4 sampai 5 kilometer di luar lahan perhutani.
"Masyarakat berswadaya untuk membeli 1 buah meter listrik yang kemudian digunakan bersama sama sejumlah 47 KK di petak 1 dan petak 5. Muncul beberapa masalah dari penyambungan listrik yang jauhnya kurang lebih 5 kilometer tersebut. Masalah yang kemudian muncul dari uluran kabel tersebut adalah seringnya mati lampu akibat adanya pohon yang tumbang dan menimpa kabel sambungan listrik," bebernya.
"Masalah biaya yang cukup besar ketika mengisi token listrik warga dan tidak dapat diperkirakan kapan token akan habis. Selain itu masalah yang sering muncul adalah lemahnya arus listrik sehingga penerangan yang didapat tidaklah maksimal," tambahnya.
Baca Juga: Menteri ESDM: Kenaikan Harga BBM pada Juli Belum Putus
"Munculnya Bantuan PLTS SHS dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur membawa titik cerah untuk masyarakat Petak 1 dan Petak 5 Kecamatan Gobengsari. Pasalnya masyarakat selama ini mengalami keluhan listrik mereka padam apabila terjadi pohon tumbang dan menimpa saluran listrik mereka," lanjutnya.
Saluran listrik yang dibangun sepanjang kurang lebih 5 kilometer itu, kata Rendy sering mengalami putus kabel dan bisa terjadi mati listrik selama 3 sampai 7 hari.
"Bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya atau PLTS SHS yang diberikan oleh Dinas ESDM Prov Jatim menjadi titik terang masalah penerangan masyarakat kecamatan Gombengsari. PLTS SHS mampu menyerap sinar matahari dan mengubah energinya untuk disimpan dan digunakan malam hari. Lampu dapat menyala saat malam hari dan masyarakat dapat beraktivitas lebih nyaman di malam hari," tandasnya. Byb
Editor : Redaksi