Pakar: Susu tidak Bisa Digantikan dengan Air Tajin

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 01 Nov 2022 19:36 WIB

Pakar: Susu tidak Bisa Digantikan dengan Air Tajin

SURABAYAPAGI, Surabaya - Meski warnanya sama-sama putih, air tajin bukanlah pengganti susu untuk anak kecil. Pakar kesehatan menyebut air tajin mengandung gizi yang berbeda dibandingkan susu, terlebih susu yang difortifikasi alias sudah mendapat tambahan zat gizi mikro tertentu.

"Air tajin itu dari (pembuatan) nasi, jadi hanya sumber karbohidrat," kata Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK dari Universitas Indonesia dalam webinar kesehatan, Senin (31/10).

Baca Juga: 217 Pos Kesehatan Tersebar di 35 Kabupaten/Kota Jatim Selama Musim Mudik Lebaran

Apa jadinya bila anak hanya diberikan air tajin? Dr Ray menjelaskan zat gizi yang didapatkan anak hanyalah karbohidrat, tanpa tambahan asupan gizi lain yang dibutuhkan untuk perkembangan anak.

"Kalau susu, terutama yang sudah difortifikasi, mengandung berbagai zat gizi mikro, jadi tidak bisa (digantikan) pakai air tajin," ujar dia.

Sementara itu, peneliti ekonomi kesehatan Mutia A Sayekti mengatakan pencernaan anak lebih sensitif dibandingkan orang dewasa. Kondisi itu membuat anak rentan terhadap benda asing, termasuk air tajin, apalagi bila aspek kebersihannya tidak diperhatikan.

Baca Juga: RSUD Grati Raih TOP BUMD Awards 2024 Bintang 4

"Walau di tajin ada kandungan nutrisi bawaan, tapi itu bukan yang dibutuhkan paling prioritas bagi anak," kata Mutia.

Orang tua harus memberikan nutrisi yang lebih pas, seperti makanan bergizi yang mengandung lauk pauk, sayur, buah, serta susu sebagai tambahan. Dr Ray mengingatkan ayah dan ibu bahwa makanan padat tetap menjadi sumber nutrisi utama.

Baca Juga: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Pasuruan Atasi PMK

Susu, menurut dr Ray, diberikan agar gizi yang tidak didapat dari makanan bisa masuk ke dalam tubuh. Orang tua diminta menerapkan pedoman prinsip "Isi Piringku" yang mengandung gizi seimbang.

"Pedoman Isi Piringku mengacu pada konsumsi pembagian piring makan menjadi 2/3 makanan pokok, 1/3 lauk pauk, 2/3 sayur, dan 1/3 buah," tutur dr Ray.hlt/tjn

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU