Menteri Bahlil: Mungkin Saja Indonesia Antre Jadi Pasien IMF

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 10 Nov 2022 14:10 WIB

Menteri Bahlil: Mungkin Saja Indonesia Antre Jadi Pasien IMF

i

Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati dan waspada meski banyak yang menyebut 2023 adalah tahun yang biasa.

Sebab menurutnya, mungkin saja Indonesia bisa terperosok seperti negara-negara lainnya yang tengah menghadapi resesi jika ekonominya tidak dikelola dengan baik.

Baca Juga: Menteri Bahlil, Diinvestigasi Wartawan

"Mengenai pertumbuhan ekonomi, saya sedikit berbeda pendapat dengan sebagian orang yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia akan baik-baik saja, jujur saja pertumbuhan ekonomi kita 5,72 persen tapi jangan kita terbuai," kata Bahlil dalam Konferensi Pers Capaian Investasi Triwulan III, Kamis, (10/11/2022).

Pada kuartal IV-2022 Indonesia disebut akan menghadapi tantangan jika kondisi global tak membaik. Bahkan ia memprediksi ekonomi global 2023 tidak akan sebaik 2022.

Baca Juga: KPK Pelajari Dugaan Penyalagunaan Wewenang Menteri Bahlil Soal Izin Usaha Pertambangan

"2023 saya berani taruhan ekonomi global tidak akan sebaik 2022 kalau tidak mampu memastikan stabilitas. Ekonomi 2023 akan membaik kalau ada jaminan stabilitas, stabilitas politik, keamanan, maupun stabilitas kebijakan yang continue (berkelanjutan)," terangnya.

Jika lengah, lanjut Bahlil, sangat mungkin terjadi nasib Indonesia akan sama dengan negara-negara yang saat ini antre menjadi pasien International Monetary Fund (IMF). Terlebih lagi, kata dia, Indonesia pada tahun depan akan masuk tahun politik, sehingga dikhawatirkan akan mengganggu stabilitas politik dalam negeri.

Baca Juga: Menteri Kabinet Jokowi, Klaim Urus Investasi dengan Cara Hantu!

"Dan hari ini ada negara yang menjadi pasien (IMF) kemudian 28 negara yang antri dan kita kedepan akan masuk tahun politik, kalau tidak mampu kelola dengan baik, bukan berarti tidak mungkin kita menjadi salah satu bagian yang antre pada fase menjadi pasien," ujarnya.

"Kalau pribadi, saya berpikir cukup pengalaman kelam tahun 98 ekonomi kita lumpuh, butuh waktu lama untuk bangkit. Sekarang momentum kita pertahankan itu," imbuhnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU