BI Beli SBN di Pasar Perdana Rp 1.144 Triliun Selama 3 Tahun

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 22 Nov 2022 15:53 WIB

BI Beli SBN di Pasar Perdana Rp 1.144 Triliun Selama 3 Tahun

i

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memprediksi pembelian surat berharga negara (SBN) oleh BI di pasar perdana mencapai Rp 1.144 triliun selama tiga tahun terakhir atau hingga akhir tahun 2022.

Dana ini digunakan untuk menangani kebutuhan biaya penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Maret 2024, Tumbuh 11,8%

Hal ini sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 2 Tahun 2022 yang ditindaklanjuti melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) antara BI dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Pembelian itu dilakukan melalui SKB I sampai III antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menangani kebutuhan biaya selama pandemi covid-19. Di mana, BI bertugas sebagai standby buyer di pasar perdana.

Adapun sebagian dari pembelian SBN tersebut dilakukan dengan burden sharing atau berbagi beban suku bunga dengan Kemenkeu. Artinya, pemerintah tidak dikenakan bunga utang.

Baca Juga: Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen

"Kalau ditotal sampai dengan akhir tahun ini, prognosisnya kurang lebih kami membeli Surat Berharga Negara di pasar perdana sekitar Rp 1.144 triliun selama 3 tahun sesuai amanat Undang Undang 2 Tahun 2020, " kata Perry dalam Raker Komisi XI, Senin (21/11/2022).

Namun lebih rinci, BI menyebut hingga saat ini pihaknya telah membeli SBN di pasar perdana hinga Rp 974,09 triliun yang merupakan sesuai kesepakatan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) I, II dan III.

Baca Juga: BI Sebut Dolar AS dan Emas, Aset Aman

"Rincianya yakni sebesar Rp 26,61 triliun untuk SKB I, kemudian sebesar Rp 397,56 triliun pada SKB II. Sementara itu, hingga 15 November 2022 pada SKB III yang bertujuan untuk kesehatan dan kemanusiaan telah terealisasi Rp 310,4 triliun. Masih tersisa komitmen Rp 128,58 triliun yang belum terealisasi," pungkas Perry.

Sebagai informasi, adapun burden sharing BI dan Kemenkeu dilakukan untuk saling membantu atau berbagi beban dalam penanganan pandemi covid-19. Dengan kerjasama ini, BI bisa membeli SBN pemerintah di pasar perdana (selama ini hanya di pasar sekunder) dengan imbal hasil yang lebih murah. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU