Harga Telur Meroket, Peternak Mojokerto Sumringah

author surabayapagi.com

- Pewarta

Kamis, 15 Des 2022 16:31 WIB

Harga Telur Meroket, Peternak Mojokerto Sumringah

SURABAYAPAGI.COM, Mojokerto - Peternak di Kabupaten Mojokerto justru merasa gembira dengan adanya kenaikkan harga jual telur jelang Natal dan Tahun Baru 2023. 

Sebab sudah tiga pekan terakhir harga jual di peternak mencapai Rp 27.000/kilogram, dimana sebelumnya hanya berkisar di angka Rp 24.000 sampai Rp 25.000/kilogram.

Baca Juga: Tunjang Ketahanan Pangan, DPUPR Kabupaten Mojokerto Percepat Realisasi 16 Proyek Irigasi

Bahkan, mereka kewalahan saat memenuhi permintaan pasar yang melonjak berkali-kali lipat setiap harinya. 

Salah satunya dirasakan Sabar (56) peternak ayam petelur di Dusun Bungkem, Desa Kwedenkembar, Kecamatan Mojoanyar. Dirinya mengaku lonjakan harga telur di pasaran belakangan ini membawa angin segar bagi para peternak.

"Sekarang di tingkat peternak Rp 27.500 per kilogram," ujarnya di kandang miliknya. 

Kenaikkan di penghujung tahun 2022 ini, praktis menjadi berkah tersendiri bagi peternak ayam petelur di Kabupaten Mojokerto. 

"Alhamdulillah, harga sekian, bagi peternak seperti kita ini, masih dapat untung (dari keperluan produksi)," ucapnya. 

Meski harga jual meroket, lanjut Sabar, harga konsentrat pakan ayam kemasan 50 kilogram justru cenderung stabil. Yakni, dikisaran Rp 375 ribu. Tak ayal, hasil panen dan harga jual telur pun mengalami tren positif. 

"Alhamdulillah harga pakan tidak ikut naik. Sudah tiga bulan ini harganya stabil. Mungkin beda lagi kalau harga pakan ikut naik," ucapnya sembari mengambil ratusan butiran telur ayam di kandangnya. 

Selain harga jual terkerek naik, permintaan telur oleh pembeli juga melonjak hingga berkali-kali lipat. Produksi telur yang mencapai 40 kilogram per hari dari 800 ekor ayam miliknya itu pun mesti ludes terjual dalam sehari. 

Baca Juga: Kecelakaan Karambol di Mojokerto, 1 Orang Tewas

Bahkan, ia kerap menolak sejumlah tengkulak yang datang ke kandang lantaran tak bisa memenuhi permintaan telur. 

"Akhir-akhir ini tambah kewalahan, permintaan banyak. Sering juga nolak tengkulak-tengkulak yang ke sini. Ya nggak sanggup (penuhi permintaan pasar). Sekali panen itu aja mesti habis dibeli warga sekitar sini, sebagian juga saya kirim ke langganan," tuturnya. 

Sabar menerangkan, kenaikan harga telur dari kandang ini kerap terjadi pada momen penghujung tahun. Disinyalir, fenomena ini karena tingginya permintaan menjelang nataru. 

Dan akan kembali turun setelah tahun baru. "Kemungkinan karena momen nataru ini ya. Soalnya hampir setiap tahun seperti ini. Tapi, biasanya setelah ganti tahun harganya langsung anjlok," ucap pria yang sudah 5 tahun beternak ayam petelur itu.

Pihaknya berharap, tren positif bagi peternak ayam petelur ini bisa bertahan. Sehingga bisa terus mendongkrak perekonomian para peternak. 

Baca Juga: Petahana Ning Ita Bersaing Ketat dengan Menantu Kyai Asep

"Harapannya supaya harga telur dari kandang ini (stabil) bagus terus seperti ini. Karena tadi, biasanya harga ini naik turun," tutur Sabar. 

Hal sama dirasakan peternak lain di Dusun Rayung, Desa Brayung, Kecamatan Puri, Wildan, ia mengaku saat ini permintaan sangat banyak. Sehingga kewalahan memenuhi pasar. 

"Permintaan Alhamdulillah banyak. Stok sampai kurang-kurang ini, meski nilai jual naik," pungkasnya.

Dikutip melalui laman siskaperbapo.jatimprov.go.id per hari ini saja harga telur di pasaran di kisaran Rp 28.000 sampai Rp 30.000/kilogram. Harga tersebut berlaku di Pasar Pohjejer, Kedung Maling, Gempol Kerep, dan Pasar Raya Mojosari.

Sedangkan di Kota Mojokerto, telur ayam justru turun harga. Di Pasar Tanjung Anyar, harga telur menjadi Rp 30.000/kilogram dari hari sebelumnya yang dibanderol Rp 31.000/kilogram. Sementara, di Pasar Prajuritkulon harga telur relatif stabil di angka Rp 29.000/kilogram. Dwi

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU