Sri Mulyani Sebut Anak Muda Sekarang Tidak Suka Bekerja di Kantor

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 10 Jan 2023 15:27 WIB

Sri Mulyani Sebut Anak Muda Sekarang Tidak Suka Bekerja di Kantor

i

Ilustrasi WFH. Foto: Unsplash.

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, pandemi Covid-19 selama tiga tahun telah mengubah cara hidup masyarakat termasuk anak muda atau para milenial. Meskipun PPKM sudah tidak diberlakukan lagi, menurut Sri Mulyani, para pekerja muda sekarang menjadi nyaman untuk terus bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Saya enggak mengerti kenapa anak-anak muda sekarang itu enggak suka pergi ke kantor. Mereka lebih suka (bekerja) dari rumah ibunya," kata Sri Mulyani Indrawati saat memberikan sambutan di acara CEO Banking Forum di Jakarta, Senin (9/1/2023).

Baca Juga: Indikator Pembangunan APBN 2024 Bertambah Satu Kategori

Menurutnya, ini adalah dampak pandemi yang paling mengubah kebiasaan masyarakat dan akan bertahan cukup lama. Wajar saja, selama tiga tahun pandemi, masyarakat memang terbiasa melakukan segala aktivitas dari rumah, termasuk bekerja.

Terlebih lagi, bagi anak muda yang memasuki dunia kerja pada masa pandemi, maka pergi ke kantor setiap hari menjadi hal yang sangat asing. Karenanya, kebiasaan sebelum ada pandemi harus kembali dibangun dari awal.

"Apa yang terjadi di dalam pemulihan sesudah tiga tahun manusia hibernated, kita semua kan hibernated kan ada di ruangan masing-masing di rumah, suddenly kantor itu menjadi tempat yang tidak familiar, you need to adjust again," ujarnya.

Baca Juga: Menkeu Sri Mulyani Sempat Terpapar ISPA, Efek Polusi Udara Tinggi di Jabodetabek

Situasi masyarakat saat ini sebenarnya sudah lebih percaya diri untuk keluar rumah. Hal ini tidak terlepas dari kebijakan vaksinasi untuk membangun imunitas tubuh terhadap virus corona.

"3 tahun setelah ini kita merasa percaya diri dengan vaksin dan booster," tuturnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Ingin Sistem Pembayaran Pajak Semudah Beli Pulsa

Namun, saat masyarakat kembali mulai beraktivitas, tiba-tiba dihadapkan dengan masalah lain, seperti inflasi akibat kenaikan harga barang-barang imbas perang Rusia-Ukraina. Ini adalah permasalahan baru yang harus dihadapi dan akan berlanjut di 2023.

"2023 dunia harus menjinakkan inflasi dengan menaikkan suku bunga. Pada saat debt stock-nya tinggi, ini pasti berdampak tidak hanya resesi di berbagai negara yang utangnya sangat tinggi, tapi juga berpotensi mengalami debt crisis," pungkasnya. jk

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU