Rakitan Petasan Hancurkan 25 Rumah di Blitar

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 20 Feb 2023 20:33 WIB

Rakitan Petasan Hancurkan 25 Rumah di Blitar

i

Kondisi 25 rumah yang hancur lebur di Blitar akibat ledakan yang diduga berasal dari rakitan petasan. Dari kejadian ini, 4 orang meninggal dunia, yang tak lain satu keluarga.

4 Orang Meninggal Dunia

 

Baca Juga: Polres Blitar Kota Amankan Perayaan Kenaikan Isa Almasih

SURABAYAPAGI.COM, Blitar - Minggu (19/2/2023) malam, pukul 22.35 WIB, warga Desa Karangbendo Kec Ponggok Kabupaten Blitar digemparkan suara ledakan dahsyat. Dalam ledakan yang terjadi dua kali itu mengakibatkan 4 orang meninggal dunia, juga 25 rumah hancur termasuk rumah yang diduga asal ledakan tersebut rata dengan tanah.

Ledakan dahsyat yang terdengar hingga radius 10 Km dari titik ledakan itu menurut Kapolres Blitar Kota AKBP Argowiyono SH S.IK M.Si semalam di TKP, berasal dari rumah Darman (65) warga setempat. Menurutnya ledakan diduga dari racikan petasan yang berada di rumah Darman.

"Sementara kita masih lakukan penyelidikan dan dugaan sementara ledakan berasal dari bubuk petasan apalagi bau belerang menyebar ke seluruh TKP, untuk itu kita masih menunggu team jihandak/jibom dari Polda Jatim," kata AKBP Argowiyono Senin (20/2/2023) pagi.

Dalam lanjutan penyelidikan ledakan oleh Polisi dan Team Jihandak Polda Jawa Timur pada Senin (20/2/2023),  petugas mendeteksi asal ledakan diduga berasal dari 3 panci yang berisi mesiu atau black powder.

 

Diduga Dari Percikan Api Rokok

Sementara terkait penyebab ledakan diduga kuat disebabkan percikan api rokok. Hal itu diperkuat dengan ditemukannya puntung rokok di lokasi.

"Memang team temukan 3 panci walau sudah hancur diduga berisi mesiu dan setiap panci bisa berisi 3 sampai 5 Kg bubuk mesiu, hal itu mudah terbakar dan meledak bila terkena percikan api, kini masih kita dalami, karena pemilik rumah dan 3 orang lainya sudah meninggal yang utuh hanya Pak Darman pemilik rumah, yang 3 korban dalam keadaan hancur, karena suara ledakan berasal dari dapur, dimana racikan petasan itu sedang dibuat petasan dan terkena percikan api rokok," tambah AKBP Argo di TKP didampingi Komandan Kodim 0808 Blitar Letkol Inf Sapto Dibyono.

Meski memiliki bahan peledak dalam jumlah banyak, polisi memastikan aktifitas tersebut bukan pabrikan. Para korban hanya meracik dan menjual petasan pada momen menjelang puasa dan lebaran. Hal tersebut berdasarkan penuturan tetangga korban.

 

4 Orang Meninggal Dunia

"Sementara kita temukan korban satu orang meninggal dunia dan ada serpihan daging dan tulang yang diduga 3 korban, untuk 8 korbannya alami luka luka kita masih menunggu team dari Labfor Polda Jatim," kata AKBP Argo.

Atas peristiwa ledakan tersebut 4 orang dilaporkan meninggal diantaranya Sudarman (65) selaku pemilik rumah, Aripin dan Widodo selaku anak pemilik rumah dam Wawa (keponakan pemilik rumah). selain 4 korban meninggal Dinkes Pemkab Blitar mendata 23 warga turut terluka dalam peristiwa tersebut.

Diantara korban yang terluka adalah seorang balita yang baru berusia empat bulan. Warga menemukan luka lebam di bagian kepalanya. Namun belum bisa dipeastikan apa penyebab lebam itu hingga mengakibatkan terjadinya gegal otak ringan.

Hingga Senin sore pukul 17:00 WIB, tim gabungan kesehatan Polres Blitar Kota dan TNI juga BPBD masih mencari serpihan serpihan tubuh ke 3 korban yang berserakan di sekitar TKP yang tertutup reruntuhan rumah yang hancur untuk juga korban hewan 2 ekor kambing dan belasan ekor ayam.

Baca Juga: Hanya Butuh Dua Hari, Pelaku Curanmor di Parkiran RSUD Mardi Waluyo Ditangkap

 

Bencana Human Error

Dalam kesempatan itu Bupati Blitar Hj Rini Syarifah turut meninjau TKP ledakan didampingi Kadis/Sosial/Kadinkes dan beberapa Ka OPD termasuk Kapolres Blitar Kota, Dandim Blitar.

Dalam peninjuanya Hj Mak Rini, sapaan Bupati Blitar, kepada wartawan, prihatin karena bencana ini justru timbul karena human error. Meski begitu, Pemkab Blitar segera turun tangan untuk membantu menangani ledakan akibat pembuatan petasan ini.

"Ini memang musibah, tapi bencana akibat Human Error. Sehingga menimbulkan kerusakan dan korban jiwa, kami segera membuat posko, baik posko kesehatan dan posko Dinsos (tenda) untuk warga yang rumahnya rusak akibat ledakan ini," ujar Mak Rini.

Selain itu, pihaknya juga akan koordinasi dengan Perkim, untuk mendata besaran kerusakan akibat kejadian ini.

 

Polda Sweeping Penjualan Petasan

Baca Juga: Petugas Gabungan Polres Blitar Kota Jaring Puluhan Motor Berknalpot Brong

Terpisah, Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto menyebut akan menindak tegas aktivitas penjualan petasan yang membahayakan nyawa masyarakat. Hal ini buntut dari ledakan dahsyat yang menewaskan 4 orang di Blitar.

Penindakan ini akan digencarkan, terlebih mendekati Ramadan hingga Lebaran 2023.

"Iya, kami akan lakukan itu (penindakan). Apalagi nanti menjelang bulan puasa dan lebaran," tegas Toni usai menghadiri acara Forkopimda Jatim di hotel di kawasan Jalan Embong Malang, Senin (20/3/2023).

Diketahui, selama kurun waktu tahun 2022 hingga 2023, sebanyak 59 penindakan perakit petasan sudah dilakukan. Dari data yang diterima SurabayaPagi dari Polda Jatim, penindakan terkait mercon, petasan, dan bahan peledak (handak) lainnya telah dilakukan Ditreskrimum Polda Jatim dan Sat Reskrim di 39 polres jajaran.

Tercatat, ada 59 laporan kepolisian di 59 tempat kejadian perkara (TKP). Dengan 80 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sementara kasus-kasus ini telah masuk dalam tahap II dengan barang bukti yang disita diantaranya Bubuk atau serbuk potasium/mesium sebanyak 59,6 kilogram dan 18 kantong, Mercon/petasan sebanyak 37.854 biji, Sumbu 31 buah, Selongsong sebanyak 1.176 buah, Serbuk arang 7,9 kilogram.

Kemudian ada Mercon jenis Slengdor sebanyak 24.343 buah, beserta Backing Powder 115,5 kilogram dan Bondet 11 buah.

Kabid Humas Polda Jatim Kombes Dirmanto mengatakan, hingga saat ini, pihaknya terus melalukan imbauan dan penindakan industri mercon rumahan yang dilarang.

"Kami dari pihak kepolisian terus mengimbau tidak boleh. Apalagi menjelang ramadhan dan lebaran terkait petasan. Bahkan sudah ada yang dilkukan penindakan secara tegas," kata Dirmanto. les/ari/ham/cr2/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU