786,28 Hektar Sawah di Jatim Gagal Panen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Selasa, 28 Feb 2023 20:51 WIB

786,28 Hektar Sawah di Jatim Gagal Panen

SURABAYAPAGI, Surabaya – Selama periode Januari hingga Februari 2023, jumlah lahan persawahan yang terdampak banjir di Jawa Timur bertambah menjadi 3.923 hektare dari sebelumnya 2.101 hektare per 27 Februari 2023. Dari jumlah itu, 786,28 hektare sawah mengalami puso atau gagal panen, bertambah dari sebelumnya 186,85 hektare.
 
"Daerah yang terdampak di antaranya Sidoarjo, Mojokerto, kota Mojokerto, Tuban, Ponorogo, Bojonegoro, Lamongan, dan Ngawi. Di luar itu ada empat kabupaten di pulau Madura juga terdampak banjir. Dari yang terdampak itu, ada yang sampai mengalami puso," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Jatim, Dydik Rudy Prasetya, Selasa (28/02/2023).
 
Dydik menyampaikan puso artinya padi sudah tidak bisa dipanen, karena terendam banjir hingga tiga hari berturut-turut. Sehingga hasil panen sulit diselamatkan. "Tapi kalau yang terdampak tetap masih bisa dipanen. Tapi kalau sudah puso dipastikan nggak bisa panen," ucap dia.
 
Berdasarkan data Distan Jatim per 27 Februari 2023, terdapat 3.923,32 hektare sawah terkena banjir. Sebanyak 786,28 hektare sawah dipastikan mengalami puso atau gagal panen dan 24,50 hektare (ha) sawah sudah surut dari banjir.
 
Bojonegoro jadi daerah yang sawahnya paling banyak terkena banjir dengan luasan 402 ha, Lamongan 396 ha, dan Ponorogo 248,50 ha yang terkena banjir. Sedangkan dari angka sawah yang mengalami puso, Lamongan jadi daerah yang sawahnya paling terdampak dengan 331 ha dan Bojonegoro 185 ha dipastikan gagal panen.
 
"Makanya kami menyarakan pada petani untuk tidak menanam pada lahan yang edemi bencana banjir. Sehingga akan mengurangi kegagalan tanam karena terkena bencana banjir," kata dia.
 
Dydik mengatakan pihaknya sudah melakukan sosialisasi agar petani mengikuti asuransi usahatani padi (AUTP). Dengan AUTP tersebut petani cukup membayar premi 20 persen atau 36.00 per ha dari total premi 180.00 per ha (atau 144.000 disubsidi oleh pemerintah).
 
"Dengan AUTP petani akan mendapatkan total pertanggungan sebesar 6.000.000 per ha , sehingga petani akan dapat membeli benih dan melakukan pertanaman ulang jika terjadi kegagalan akibat bencana alam maupun serangan hama penyakit," ujar dia.
 
Sebelumnya, Dinas Pertanian berharap panen bulan Februari-Maret bisa memasok kebutuhan beras di Jatim yang mulai kritis di pasaran. Dydik mengungkapkan masih ada stok beras 850.000 ton dari Desember 2022.
 
"Nah untuk Januari 2023 produksi beras Jatim mencapai 152.000 ton, artinya kalau ditambah stok beras Desember 2022 stok beras kita masih 1 juta sekian ton," tutur dia.
 
Dydik mengatakan Februari diprediksi produksi beras mencapai 249.000 ton. "Kalau ini dikurangi konsumsi 250.000 ton maka masih ada sekitar 600.000 ton. Artinya dari sisi stok, sangat cukup," ujarnya.k-/na

Baca Juga: 16 Titik di Kota Malang Terendam Banjir

Editor : Mariana Setiawati

BERITA TERBARU