Harsiarnas ke-90, Gubernur Jatim Ajak Insan Penyiaran Perangi Hoax di Tahun Politik

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Apr 2023 13:06 WIB

Harsiarnas ke-90, Gubernur Jatim Ajak Insan Penyiaran Perangi Hoax di Tahun Politik

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa mendorong seluruh insan industri penyiaran untuk bersatu padu memberikan informasi yang berkualitas, valid, serta menjaga suasana kondusif dan memerangi hoax jelang penyelenggaraan Pemilu 2024.

 Hal itu disampaikannya di Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) Ke-90 yang diperingati hari Sabtu (1/4/2023) kemarin. Pesan yang disampaikan Gubernur Khofifah juga sejalan dengan tema Harsiarnas tahun ini, yaitu “Siaran Sehat Pemilu Bermartabat”.

Baca Juga: PDI-P Jatim Pertimbangkan Usung Mbak Khofifah di Pilgub Jatim 2024

“Di tahun politik jelang Pemilu 2024, mari kita menjaga suasana yang kondusif dengan menyiarkan informasi berkualitas, menyejukkan dan menghindarkan potensi terjadinya konflik atau pun perpecahan. Sebab Pemilu yang bermartabat sangat dipengaruhi oleh kualitas siaran dan informasi yang sehat,” ungkap Khofifah, Sabtu (1/4/2023) malam.

Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial ini menyebut bahwa Harsiarnas menjadi sebuah momen penting untuk mengenang peran penting penyiaran dalam kehidupan sosial, budaya, dan politik di Indonesia. Melalui penyiaran, masyarakat mendapatkan informasi, hiburan dan edukasi yang penting serta berkualitas untuk membangun negara yang lebih baik.

Terlebih saat ini media penyiaran sudah sangat bervariatif. Tidak hanya lewat radio ,tapi juga televisi bahkan lewat media digital yang bermacam-macam dan lebih canggih.

“Artinya akses informasi sudah semakin mudah dijangkau oleh masyarakat dengan media yang bervariasi. Setiap orang dapat dengan cepat memperoleh informasi. Bahkan setiap orang kini juga mudah memproduksi informasi dan menyebarluaskannya,” katanya.

Orang nomor satu di Provinsi Jatim ini menambahkan, hal ini juga lantas membuat masyarakat kelimpahan informasi. Maka dari itu, ia mengajak semua insan penyiaran menjaga kualitas dan substansi informasi yang diberikan sekaligus untuk memerangi hoax.

Menurutnya, ini penting, sebab dengan adanya media sosial, masyarakat mudah terprovokasi berita hoax. Oleh sebab itu, para pelaku industri penyiaran harus menjadi rujukan yang benar dan mencerahkan bagi masyarakat di tahun politik jelang Pemilu 2024.

Baca Juga: Khofifah : Semua Elemen Harus Bekerja Keras

"Berikan informasi yang bukan hanya terbuka, transparan dan akuntabel. Tapi juga bertanggung jawab. Sehingga situasi kondusif dan terukur bisa kita jaga bersama,” tegasnya.

 

Sejarah Harsiarnas

Penetapan Harsiarnas dilakukan oleh Presiden Joko Widodo dalam Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Hari Penyiaran Nasional. Deklarasi pertama Harsiarnas dilakukan pada tanggal 1 April 2010 di Surakarta, Jawa Tengah.

Baca Juga: Anwar Sadad Ungkap Fakta Hadirnya Khofifah di Buka Puasa Gerindra Jatim

Tanggal 1 April dipilih karena di tahun 1933 tepat pada tanggal tersebut berdiri Lembaga Penyiaran Radio milik pribumi pertama (bangsa Indonesia) di Solo, yaitu Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang diprakarsai oleh KGPAA Mangkunegoro VII. 

Sejarah penyiaran di Indonesia dimulai pada pada tahun 1927. Yaitu sejak Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Sri Mangkoenegoro VII yang menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima. Kemudian pada 1 April 1933 berdiri sebuah lembaga penyiaran radio pertama milik Indonesia di Kota Solo bernama Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang didirikan Sri Mangkoenegoro VII. Tanggal berdirinya SRV ini kemudian dijadikan oleh para pencetus Harsiarnas sebagai hari lahirnya penyiaran nasional. 

“Tahun ini, peringatan Harsiarnas menginjak tahun ke 90. Selamat Hari Penyiaran Nasional. Insya Allah dengan Siaran yang Sehat Pemilu akan Bermartabat,” pungkasnya. dev

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU