Tingkat Pengangguran di Kota Probolinggo Tahun 2022 Turun Jadi 4,57 Persen

author surabayapagi.com

- Pewarta

Senin, 01 Mei 2023 10:55 WIB

Tingkat Pengangguran di Kota Probolinggo Tahun 2022 Turun Jadi 4,57 Persen

i

Logo Badan Pusat Statistik (BPS).

SURABAYAPAGI.COM, Probolinggo - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Probolinggo mencatat Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Kota Probolinggo menurun drastis ke angka 4,57 persen pada tahun 2022. Padahal, TPT di Kota Probolinggo pada tahun 2021 mencapai angka 6,55 persen.

Kepala BPS Kota Probolinggo Heri Sulistiono menilai, ekonomi yang mulai pulih usai pandemi Covid-19 menjadi salah satu penyebabnya.

Baca Juga: Terjatuh dari Kapal, ABK di Probolinggo Tewas

Secara rinci, Heri menjelaskan bahwa TPT di Kota Probolinggo sebelum pandemi terjadi tepatnya pada Tahun 2019 tercatat sebesar 4,25 persen. Namun, saat pandemi terjadi pada Tahun 2020 melonjak ke angka 6,70 persen.

Ia menerangkan bahwa kenaikan TPT yang begitu drastis saat itu dipicu oleh ekonomi yang lesu akibat pendemi. Banyak karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat perusahaan terdampak pandemi.

Selain itu, kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) juga membuat sejumlah usaha makanan, pariwisata, hingga perhotelan sepi.

Baca Juga: Pedagang Kuliner Meringis, Harga Tomat di Probolinggo Melejit

Kemudian, ekonomi mulai membaik di tahun 2022. Sejumlah karyawan yang sebelumnya dirumahkan, bisa kembali bekerja di tempatnya semula. Dicabutnya kebijakan PPKM juga berdampak pada banyak aktivitas ekonomi yang berangsur normal. Seperti jasa pariwisata dan perhotelan yang kembali ramai.

“Kini tingkat pengangguran mulai membaik. Walau belum serendah tahun 2018 yang hanya 3,56 persen. Tapi, sudah sama seperti tahun 2019 atau sebelum pandemi,” kata Heri.

Baca Juga: Pasokan Menipis, Harga Bawang Merah di Probolinggo Melonjak

Heri menuturkan, dari angka 3,56 persen itu, pengangguran tertinggi sebanyak 51,37 persen berasal dari lulusan SMA/SMK. Menurutnya, hal tersebut disebabkan karena jenis pekerjaan kurang banyak pilihan untuk lulusan tersebut sedangkan jumlah lulusannya banyak.

“Lulusan SMA/SMK sederajat selalu tinggi setiap tahunnya. Jadi persaingan ya ketat. Sementara lowongan kerja sedikit,” pungkasnya. prb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU