Kicauan Anas, Ungkap saat SBY Berkuasa di Istana

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 07 Mei 2023 21:02 WIB

Kicauan Anas, Ungkap saat SBY Berkuasa di Istana

SURABAYAPAGI.COM, Jakarta - Mantan Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Anas Urbaningrum tiba-tiba berkicau soal pertemuan politik di Istana yang dilakukan Jokowi dangan Ketum Parpol Koalisi Pemerintah minus NaDem.

Anas mengklaim Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga pernah menggelar pertemuan tertutup bersama para ketum parpol di koalisi pemerintahannya.

Baca Juga: Foto Jokowi Terjatuh di Kantor PDIP

Pernyataan Anas soal SBY disampaikan melalui surat yang diunggah di Twitter. Surat ini dibagikan Kornas Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad, Minggu (7/5/2023).

"Banyak yang bertanya ke saya apakah dulu waktu periode Presiden SBY pernah ada pertemuan partai koalisi di Istana?" kata Anas dalam surat tersebut.

Anas mengatakan SBY pernah menggelar pertemuan tertutup dengan para pimpinan parpol pendukung pemerintahannya. Pertemuan itu disebut terjadi tak cuma sekali.

"Ya jelas pernah, beberapa kali," katanya.

 

Undangan SBY Beda Jokowi

Anas mengatakan SBY juga pernah mengundang pertemuan bersama parpol koalisi pemerintahannya tetapi tak melibatkan salah satu parpol. Namun, kata dia, konteks partai yang tak diundang SBY dalam pertemuan itu berbeda dengan Jokowi yang belakangan tak mengundang NasDem.

"Ada juga pertemuan partai koalisi di Istana, tetapi salah satu partai koalisi tidak diundang. Tentu konteks tidak diundangnya berbeda dengan kejadian periode Presiden Jokowi," kata dia.

Anas mengatakan pertemuan SBY bersama para pimpinan parpol koalisinya pernah dilakukan tanpa PKS. Namun Anas enggan menyampaikan suasana dan ihwal yang dibicarakan dalam pertemuan itu.

"Salah satu peristiwa pertemuan partai koalisi di Istana adalah pada saat Pak SBY mengundang seluruh partai peserta koalisi, kecuali PKS," kata Anas.

"Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Pak SBY yang meminta pandangan dari seluruh pimpinan partai-partai koalisi pemerintahan. Suasana dan materi pembicaraan tentu tidak saya ceritakan pada kesempatan ini," sambungnya.

Baca Juga: Jokowi: Tumbuhkan Optimisme di Tengah Resesi Global

 

Presiden Ajak Partai Oposisi di Istana

Anas memandang wajar presiden mengadakan pertemuan dengan para ketum parpol koalisinya. Menurutnya, presiden juga dapat menggelar pertemuan silaturahmi di kantornya.

"Untuk pemerintahan produk dari koalisi, mengadakan pertemuan di Istana adalah wajar. Istana adalah kantornya presiden yang memimpin koalisi dari pemerintah tersebut," katanya.

"Bahkan presiden boleh bikin pertemuan silaturrahim atau bicara (kontestasi) gagasan dengan pimpinan partai oposisi di Istana," imbuhnya.

Hanya, sebut Anas, hal yang tidak patut yakni apabila presiden menggelar acara rapat atau kongres partai di Istana. Dia tak menyebut siapa yang dimaksud ini.

"Yang tidak patut adalah kalau bikin Rakernas, Rapimnas atau kongres partai di Istana," katanya.

Baca Juga: Pemerintahan Prabowo Diminta Ratakan Alkes ke Daerah-daerah

 

Demokrat, Presiden Harus Netral

Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief, membantah kicaua BB Anas Urbaningrum. "Sepanjang yang saya tahu, SBY tidak pernah mengumpulkan dan membangun serta mendorong terjadi koalisi pilpres di Istana," kata Ketua Bappilu Demokrat Andi Arief kepada wartawan, Minggu (7/5/2023).

Andi mengatakan SBY hanya pernah menerima dua sosok pasang capres di Pilpres 2014 di Istana Merdeka. Pertemuan itu, sebut dia, digelar usai KPU menetapkan dua pasang capres kala itu yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

"Seingat saya menjelang Pilpres 2014 SBY memang menerima dua pasang capres di Istana setelah KPU menetapkan dan disiarkan luas ke masyarakat," ujarnya.

Andi menilai presiden harus netral pada masa-masa pilpres. "Netralitas presiden itu sangat berarti di masa genting persaingan Pilpres 2014 yang tegang, panas, namun kedua pasang capres/cawapres percaya SBY netral sehingga asas fair terjadi," kata dia. n erc/jk/rmc

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU