Home / Politik : Analisis Politik

Komedian Ingin Perbaiki Negara dengan Satire, Mengapa Tidak

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 14 Mei 2023 21:10 WIB

Komedian Ingin Perbaiki Negara dengan Satire, Mengapa Tidak

i

H. Raditya M Khadaffi

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Dalam pemilihan calon anggota DPD RI, tahun 2024, terdaftar pelawak atau komedian Komeng.

Alfiansyah, nama asli komedian Komeng, ingin mewujudkan cara-cara yang lebih baik dalam memperbaiki kondisi negara saat ini. Antara lain lewat cara satire. Luar biasa! Komeng, merasa satire adalah senjata yang sering dipegangnya untuk mengkritik keadaan.

Baca Juga: Emil Dardak, Si Genius, Bisa Menteri, Bisa Tetap Wagub

Benarkan pisau analisis Komeng ini?

Kita simak komedian yang lebih dulu maju menjadi caleg seperti Eko Patrio. Ternyata, pria asal Nganjuk ini saat jadi legislator akui hanya bikin program ke daerah pemilihannya (dapil) Nganjuk.

Catatan jurnalistik saya, Eko telah tiga kali berturut-turut menjadi wakil pelawak di DPR-RI. Tak ada kritikan satirenya. Kini Eko, berbaju PAN malah menunjukan harta antara lain rumah mewah seharga diatas Rp 75 miliar.

Eko sebut telah membuat berbagai progam yang akhirnya dieksekusi pemerintah dan membuat daerah yang diwakilinya tambah maju. Karena itulah Eko merasa bersyukur telah masuk parti politik.

"Alhamdulillah misalnya daerah Nganjuk itu dulu tuh bener-bener keterbelakangan buat saya. Dapil saya Mojokerto sana udah maju, Jombang udah maju, perbatasannya Kediri apalagi, lebih maju tetapi Nganjuk belum. Sedikit demi sedikit pas partai kita komunikasikan sama-sama bahwa ini ada perlu program. Program apa? Program agraris, kemudahan, dan kita komunikasikan," paparnya.

Dia sempat kecewa karena progam yang diperjuangkan dikorupsi oleh pemimpin daerah. Eko, atasi ini tidak dengan satire .

Eko mengklaim pendapatannya selama ini lebih besar dari entertaiment. "Dari entertain duit saya banyak loh dapet dari mana mana tapi rasa egoisnya tinggi. Saya simpen, diajarin gitu tapi di politik berbeda. Apalagi partai PAN, yaitu berbagi-berbagi. Kalo ditanya itung itungannya artis sama politisi waduh udah deh pelayanannya VVIP kalo jadi artis," jelasnya.

Baginya, Politik, adalah soal melayani bukan mengejar rezeki.

Saat ini ada komedian yang daftar jadi calon legislatif Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yaitu pelawak Narji.

"Seniman tuh selalu bersatire, mungkin tidak mempan dengan satire-satire. Apakah dari DPD ini bisa untuk mewujudkan satire tersebut. Saya juga belum tahu karena belum mencoba," kata Komeng di Kantor KPU Jawa Barat, Sabtu (13/5/2023).

Saat ini, Komeng, dikenal sebagai salah satu komedian ternama di Indonesia.

Secara jujur, pria kelahiran Jakarta, 25 Agustus 1970 ini mengaku banyak belajar dari senior-senior terdahulunya. Ia pun percaya jika kemampuan melawak bisa diasah. Makanya, ia akan melangkah ke dunia politik melalui DPD RI dari daerah DKI Jakarta.

"Saya juga sering liat dia (Rudi Sipit) latihan tu di gelanggang, saya nggak ada bakat lawak, nah saya itu di ajarin ngelawak sama dia. Makanya saya udah bilang sama orang jangan ngomong, 'dia emang udah ada bakat' ane bilang Tuhan udah kasih semua tergantung kita mau nebelin yang mana, jadi bisa dipelajarin" kata Komeng.

Nah, ini pesan satire dari Komeng. Apakah Komeng, merasa profesi pelawak telah dipinggirkan dan dibedakan dari artis.

Apakah tekadnya maju sebagai politisi di Senayan, sebagai terobosan baru komedian ikut kawal penguasa? Mari kita lihat perjalanannya.

 

***

 

Hampir semua tahu satire itu sindiran. Saat ini saya amati satire bermunculan di beberapa stasiun tv swasta nasional.

Misal pertunjukan komedi, seperti Stand Up Comedy. Medium ini terkadang menjadi tempat di mana kalimat satir sering digunakan untuk menyindir atau melebih-lebzihkan pejabat atau kebijakan yang dibuat melalui humor

Saya menilai Stand-Up Comedy adalah sebuah seni komedi yang dilakukan oneman show secara monolog diatas panggung. Ada medium satire yang diskriminasi. Ada kesan stand-up comedy tv swasta ini telah dijadikan sebagai medium untuk mengemukakan sebuah pendapat mengenai suatu hal yang dianggap mengkhawatirkan. Majas satire yang ditampilkan anak-anak muda.

Saya catat anak-anak muda di stand-up comedy tv swasta sering menyampaikan satire secara halus melalui sebuah kalimat sindiran.

Menarik sekali stand-up comedy tv swasta selama ini. Kritik pejabat sampai gaya hidup mewah istri dan anak-anaknya dihadirkan dalam bentuk komedi dan kebodoha sebagai kelucuan.

Itu kelebihan satire .

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Satire merupakan salah satu gaya bahasa seperti metafora, personifikasi, simile dan lain-lain. Satire juga merupakan majas untuk mengolok-olok atau menyindir.

Baca Juga: "Memeras" Uang Rakyat

Dalam lawakan lawakan seperti yang juga dipesankan Cak Lontong, sering bermuatan satir. Ini menggambarkan satire berperan sebagai sarana penyampaian komentar sosial.

Sampai kini saya masih menggali satire di stand-up comedy tv swasta itu kritik dari pihak penulis yang ada di belakang layar atau ide spontan si pelawak.

Hal yang patut dipuji, humor dengan metode satir disertai latar belakang dari objek yang sedang dikritik dan diolok.

Komedi di tv swasta saya catat banyak kritik dan sindiran ke pemerintah, DPR sampai perilaku hakim ditampilkan sebagai kelucuan.

Misalnya, "Kamu kebanyakan makan cabai, ya? Mulutmu pedas sekali!

Juga ada olok olok "Badanmu tidak bisa diam seperti cacing kepanasan. Apa segugup itu kah kamu? "Kurang banyak makanan kau ambil, selapar itu kah? "

Selain saya catat ada pemikiran ideologi yang disisipkan dalam pertunjukan stand up comedy TV swata Indonesia ini.

 

***

 

Komedian maju di dunia politik juga telah dilakukan Volodymyr Zelensky presiden Ukraina sekarang. Catatan jurnalistik saya, Zelensky, sudah membuat kontroversi sejak ia memenangkan kursi presiden Ukraina pada 2019. Ia kini juga meramaikan dunia maya .

Volodymyr Zelensky, harus diakui dari komedian negara Ukraina kini telah mencuri perhatian dunia. Terutama setelah ini menyebut Rusia telah merebut wilayah Chernobyl sebagai "deklarasi perang melawan seluruh Eropa."

Ternyata, sejarah dunia mengakui Zelensky menjadi perbincangan dunia, presiden bukan dari seorang politisi andal. Karir Zelensky adalah seorang komedian.

Ia kini adalah pemimpin perang yang berisiko dibunuh. Ini kerena Rusia terus meluncurkan serangan penuh. Fakta, Volodymyr Zelensky adalah salah satu komedian TV paling populer di Ukraina yang membintangi acara TV satir.

Baca Juga: Pilgub 2024, Khofifah Tanpa "Lawan Tanding" Sebanding

Zelensky, konon bisa memenangkan pemilihan presiden dengan telak setelah sebagian besar kampanyenya diduga dibiayai oleh salah satu oligarki terkaya dan paling korup di Ukraina, Igor Kolomoisky. Mengutip laman New York Post, Zelensky yang dibesarkan di Ukraina tenggara.

Ia dianggap sebagai boneka oligarki Kolomoisky, namun Zelensky mengubah citra dirinya sebagai tentara salib melawan oligarki.

"Dia mempertahankan pemerintahan yang bersatu dan tidak mengikuti apa yang diinginkan Rusia atau AS," kata Russ Bellant, seorang peneliti lama Ukraina, mengatakan kepada The Post.

Dan karier komedian Zelenskyy berubah setelah mendapat peran utama sebagai presiden Ukraina di serial televisi populer "Servant of the People" (Pelayan Rakyat).

Kemudian, salah satu muridnya mengunggah video dia mengoceh menentang korupsi di Ukraina dan video itu menjadi viral.

Dalam alur cerita "Pelayan Rakyat" ia menyindir korupsi di Ukraina dan juga menunjukkan akan seperti apa negara itu jika diberi kesempatan untuk berdemokrasi.

Ini sejarah di Ukraina. Komeng dan komedian lain juga bisa jadi presiden RI, asal rangkul konglomerat yang mau membianya nyapres di Indonesia. Kapan?

Saya serap kalangan selebriti yang sudah populer acapkali lebih menjual ketimbang kader parpol yang tak dikenal .

Hal utama dalam pilpres, komedian pun punya hak untuk dipilih dan memilih. komedian, juga punya kompetensi atau kemampuan masing-masing untuk diuji kompetensinya.

Seperti komedian Miing dan Eko Patrio adalah komedian yang bisa masuk ke partai tanpa ada beban historis, sosiologis, maupun spikologis.

Catatan jurnalistik saya, politisi sekarang umumnya orang pragmatis . Mereka dikur asal punya potensi, baik ekonomi, keuangan maupun politik.

Catatan jurnalistik saya politisi Senayan, acapkali sering menghiraukan latar belakang caleg yang akan dicalonkan.

Konon, keputusan partai politik mengusung artis dan komedian sebagai calon anggota legislatif pada pemilu 2024 masih dilandasi "nafsu untuk mendongkrak jumlah kursi di parlemen" ketimbang memperkuat kerja-kerja legislasi Wait and see. Subhanallah ([email protected])

Editor : Moch Ilham

BERITA TERBARU