Kepala BI Jatim Sebut Objek Wisata di Jatim Perlu Dibenahi

author surabayapagi.com

- Pewarta

Minggu, 02 Jul 2023 12:50 WIB

Kepala BI Jatim Sebut Objek Wisata di Jatim Perlu Dibenahi

i

Kepala Perwakilan BI Jatim Doddy Zulverdi. Foto: BI Jatim.

SURABAYAPAGI.COM, Surabaya - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Doddy Zulverdi mendorong pemerintah daerah dan pelaku usaha pariwisata untuk terus berbenah dengan melakukan revitalisasi hingga pengembangan destinasi wisata baru di Jawa Timur (Jatim).

Hal ini bertujuan agar perekonomian di sektor ini dapat bangkit lebih cepat. Doddy menyebut, kondisi sektor pariwisata saat ini masih bergantung dari kemampuan para pelaku sektor usaha wisata yang sebelumnya sempat tersendat selama pandemic Covid-19.

Baca Juga: Transaksi QRIS di Jatim Meningkat 296 Persen

“Pandemi Covid-19 memang sudah mereda, tetapi tentu saja ada dampak jangka panjang bagi pariwisata hingga saat ini, mungkin infrastruktur yang tidak terpelihara, dan sudah tidak memadai, jadi ini memang harus ada upaya ekstra dari pelaku usaha,” kata Doddy dikutip dari Bisnis, Jumat (30/6/2023).

Ia menilai, jika infrastruktur destinasi wisata tidak segera direvitalisasi, hal tersebut bisa berdampak pada minat wisatawan untuk datang. Padahal, katanya, tren permintaan pasar sedang meningkat baik wisatawan nusantara (wisnus) dari luar Jatim maupun wisatawan mancanegara (wisman).

“Ketika permintaan pariwisata asing dan domestik itu meningkat, tapi kalau tidak diimbangi dengan perbaikan dan pemulihan, kinerja pariwisata itu akan turun lagi. Saat wisatawan datang tapi infrastruktur tidak memadai, mereka akan kecewa,” terangnya.

Doddy mengungkapkan bahwa BI sendiri terus mendorong pelaku usaha wisata untuk melakukan kerja sama dengan perbankan yang tentunya perlu mendapat dukungan dari pemerintah daerah dan pusat untuk merevitalisasi.

“Selain infrastruktur fisik, revitalisasi juga dilakukan dengan cara lain yakni melalui program/event yang menarik turis untuk datang. Makanya inisiatif Pemkot Surabaya ada Festival Bunga, pengembangan kampung wisata, termasuk dukungan terhadap UMKM itu memacu pertumbuhan sektor ini,” ujarnya.

Menurutnya, hal lain yang tak kalah penting yakni BI mendorong perluasan sistem pembayaran bagi merchant-merchant Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerah wisata. Hal Ini diyakini akan semakin mempermudah wisatawan untuk bertransaksi dengan lebih nyaman.

Baca Juga: EJAVEC 2023, BI Jatim Jaring 120 Penulis

Sementara itu, Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Andi Yuwono mengungkapkan bahwa perkembangan jumlah desa wisata di Indonesia, termasuk Jatim memang sangat pesat pasca pandemic Covid-19.

Hal ini disebabkan karena masyarakat desa saat ini juga sudah cukup tergerak dan bisa menangkap peluang pasar yang ada.

“Desa wisata sangat diminati wisatawan, terutama yang menyukai konsep alam atau back to nature dan back to culture. Nah itu ternyata trennya sangat positif sehingga bermuculan desa wisata, tetapi memang masih banyak juga desa wisata yang masih tidak sesuai kaidah desa wisata,” ujar Andi

Berdasarkan data Jadesta (Jaringan Desa Wisata) Kemenparekraf per 2023, jumlah desa wisata di Indonesia tercatat sebanyak 4.688 desa wisata. Sementara khusus di Jatim tercatat ada sebanyak 451 desa wisata.

Baca Juga: Semester I/2023, Realisasi Investasi di Jatim Tembus Rp61,2 T

Dari total desa wisata di Indonesia, secara rinci terdiri dari 23 desa wisata mandiri, 284 desa wisata maju, 942 desa wisata berkembang, dan 3.440 desa wisata rintisan.

Lebih lanjut, ia menambahkan, saat ini Asidewi tengah fokus meningkatkan kapasitas pelaku usaha di desa wisata melalui pemanfaatan teknologi digital untuk promosi, serta berbagai pelatihan digital dan membuat konten serta kemasan agar menarik kedatangan wisatawan.

“Membangun desa wisata ini tidak bisa parsial atau sendiri-sendiri, sehingga perlu campur tangan pemerintah yang memfasilitasi,” pungkasnya. sb

Editor : Redaksi

BERITA TERBARU